Mohon tunggu...
Subhan Sharma
Subhan Sharma Mohon Tunggu... -

lanjutkan,........

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tangisan Hati Seorang Istri

12 Maret 2014   05:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:02 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebut Saja Ny.Yati, Seorang ibu yang baru berumur 24 tahun dan telah memiliki dua orang putra. Ny. Yati yang berasal dari keluarga sederhana memiliki jiwa yang pendiam, rajin dan berpostur badan 155 cm dan berisi, kini hanya bisa terbaring lemah dan tak berdaya, parasnya yang rupawan bak bunga desa terlihat hangus layaknya terkena panasnya terik mentari. Nasibnya kini tergantung pada ALLAH SWT sambil meminum obat dan vitamin oleh resep dokter...

Tragisnya bermula sejak Ny.Yati dikarunia putra yang ke dua. Ny.Yati semula hidup besama suami dan mertuanya di ambon itu tengah hamil tua memohon kepada sang suami untuk bersalin dirumah orang tuannya di kota Baubau, Sulawesi Tenggara. Beberapa minggu pun berlalu dan Ny.Yati mendapatkan Putra dengan selamat, hari-hari dijalani dengan penuh kebahagiaan dan 2 bulan pun berlalu. Ny.Yati harus kembali kediaman tempat tinggal suaminya.

Saat-saat yang bahagia pun berubah, setiap hari Ny.Yati yang selayaknya mendapatkan perawatan seorang Ibu setelah melahirkan, berbalik harus mengurusi diri sendiri dan anak-anaknya. Kadang menahan lapar karena kehabisan makanan, suaminya yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil gol.IIb dengan gaji yang tak cukup membiayai keluarganya yang kecil kini juga harus membiayai adik, kakak, ibu dan keluarga sepupu-sepupu lain yang menumpang dirumahnya. Perwatakan yang berbanding terbalik dengan Ny.Yati, keluarga dan sepupu suaminya sangat egois, ngerumpi sana-sini dan gemar menceritakan keburukan orang lain membuat Ny.Yati harus menahan perasaan yang mendalam walau harus menahan sakit di hati.

Aksi-aksi Jahat pun terjadi, Ny.Yati yang penyabar kini mengalami sakit parah yang mulai menggerogoti tubuhnya, keadaan yang sering merasakan lapar perih dan perkataan yang tidak enak dari keluarga dan sepupu suaminya membuat penyakit Ny.Yati semakin kritis hingga sulit untuk bersuara apalagi harus berjalan, entah mengapa ada perasaan benci dari keluraga dan sepupu suaminya kepada Ny.Yati. Air yang dimasak oleh suaminya di campur dengan kampers/Kapur Barus hingga membuat kulit yang dulu mulus berubah menghitam dan rambut mulai gugur, tidak hanya disitu saja air untuk menggosok gigi pun di campurnya seperti sediakala akhirnya bibir Ny.Yati menjadi luka dan pecah-pecah. Ny.yati mendapat perhatian dari suaminya yang hanya sekali saat pulang kerja dan harus pergi lagi mencari nafkah sampingan untuk menghidupi sepupu dan keluarganya. Minggu-minggu pun berlalu Ny.Yati kini terbaring pasrah dan nafas-nya pun melambat seperti sepeda yang dikayuh mendaki bukit, badan yang kurus kering layaknya kulit membungkus tulang,berat yang idealnya 50 Kg kini terkikis hingga 25 Kg. Ny.Yati tak mampu berdiri dan hanya mendengar suara di balik dinding yang dingin, terkunci di kamar dan tak diziinkan untuk keluar oleh keluarga dan sepupu suaminya. Ny.Yati sempat mendengar kunjungan dari sepupunya yang tinggal di daerah setempat tapi Na’as berita yang disampaikan bahwa dirinya telah wafat dan telah dilakukan hari peringatan kematiannya yang ke-7, sepupunya Ny.Yati tersebut shock dan menanyakan dimana letak pemakaman tersebut tapi apa kata dari mereka bahwa pemakaman nya telah hangus terbakar.

Bersambung.....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun