Mohon tunggu...
subhan azharullah
subhan azharullah Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Saat ini saya sedang menempuh pendidikan di Universitas Nahdlatul Wathan Mataram Progran Studi Bahasa dan Sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Museum Negeri NTB dalam Perkembangan kebanggaan Berbahasa Daerah

7 Juni 2014   15:35 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:51 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak gendrang era globalisasi ditabuhkan. Secara tidak langsung sebenarnya kita mulai memasuki dengan apa yang dinamakan zaman keterbukaan budaya. Di mana setiap negara bisa memasukan dan mempengaruhi budaya negara lain begitu pula sebaliknya. Proses saling mempengaruhi ini akan terus berlangsung selama ikatan kerja sama itu terjalin. Tentu saja dengan berbagai macam kesepakatan yang disesuaikan dengan aturan dari masing-masing negara. Penggunaan bahasa asing, bila dilihat perkembangannya di negara khususnya di wilayah yang diyakini sebagai wilayah pariwisata, sebenarnya hal ini sudah pada taraf yang mengkhawatirkan. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya penggunaan istilah asing yang sudah tidak sesuai lagi pada ruang dan tempatnya. Di lain sisi, media massa juga menambah kepopuleran bahasa asing kepada masyarakat kita. Ini bisa dilihat dari maraknya istilah asing pada bahasa media seperti headline news, flashback dan lainnya. Sehingga kita kita pun menjadi terkonstruksi bahwa bahasa asing adalah bahasa berpendidikan.

NTB yang digaungkan dengan provinsi yang berdaya saing memang merupakan tantangan yang strategis didalam memahami akan pentingnya mempelajari dan menggunakan bahasa asing dalam kehidupan sehari-hari. Mengingat Provinsi yang diyakini sebagai salah satu destinasi terbesar kunjungan pariwisata di Indonesia. Hal tersebut merupakan latar belakang mengapa tulisan ini tercetus sehingga dapat tergambar alasan mengapa bahasa Asing terkadang menjadi bahasa Ibu didalam wilayah yang dikatakan masih sangat asri dan alami dengan segala jenis pembaharuan yang datang

Refleksi dalam memahami dan memandang perkembangan bahasa Asing didalam kehidupan di wilayah NTB berbanding terbalik dengan perkembangan kebudayaan berbahasa Daerah didalam bingkai berbagai Bahasa yang ada di Wilayah NTB yang diantaranya ada bahasa Sasak, Bahasa Samawa dan Bahasa Mbojo. Merupakan suatu kenyataan yang teramat pedih tatkala bahasa Ibu atau bahasa yang menjadi bawaan kehidupan dalam perkembangan budaya asli wilayah tidak dapat dipergunakan atau digunakan tanpa adanya kebanggan.

Melihat contoh Provinsi tetangga yang sama halnya digadang-gadangkan sebagai wilayah dengan destinasi pariwisata yang lebih mendunia disbanding Provinsi tercinta kita ini, perkembangan kebudayaan berbahasa dan penghargaan terhadap bahasa daerah menjadi salah satu prioritas utama dalam menjadi keutuhan dan keaslian dari suatu wilayah tersebut dengan membuat nama-nama jalan menggunakan dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dengan bahasa Bali.

Museum sebagai lembaga yang akan menjadi bahan acuan nyata dalam memahami paradigma bermasyarakat memegang fungsi yang utuh dan penuh karena merupakan refleksi dari suatu daerah khususnya NTB untuk mengetahui bagaimana perkembangan kebudayaan daerahnya khususnya dalam berkebudayaan berbahasa karena memiliki bukti sejarah yang nyata sehingga dalam hal tersebut dapat diambil garis merah bahwa segala macam kebudayaan yang timbul dalam wilayah NTB ini bukan hal yang mudah dibuat atau diciptakan.

Peran Museum dalam hal ini menjadi sangat strategis mengingat berbagai perkembangan kehidupan masyarkat yang begitu kompleks, sehingga memaksa museum dalam hal ini menjadi pusat proyeksi kebijakan kebudayaan sesuai dengan perkembangan dan tujuan bersama kemakmuran rakyat. Dengan akan dilakukannya pemilihan Duta Museum NTB 2014 merupakan salah satu cerminan bahwa Museum sangat mengerti perkembangan yang terjadi dewasa ini, mengingat peran penting kaula muda ikut serta dalam berbagai proses penyelesaian berbagai permasalahan yang timbul dalam wilayah Provinsi NTB tercinta ini.

Dengan adanya peran serta segala pihak maka pernyataan Presiden Pertama Republik Indonesia yang mengatakan “Jas Merah” akan benar-benar dirasakan maknanya. Eskalasi kehidupan bermasyarkat saat ini sangatlah tidak stabil, maka dengan dapat mengamalkan nilai yang ada dalam kebudayaan tersebut maka tidak aka nada lagi terjadi berbagai permasalahan yang ada. Sehingga tantangan yang timbul adalah bagaimana menjadikan Museum sebagai lini terdepan didalam mengabdikan diri untuk kemajemukan bangsa yang ditujukan untuk sepenuhnya kemakmuran rakyat sehingga dengan melaksanakan hal tersebut maka museum NTB khususnya telah menjalankan Amanat Konstitusi Negara ini yaitu Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun