win, bisakah kau kecilkan suara radio itu. aku pusing, aku bosan mendengar petuah-petuah orang itu. isinya membuat aku ingin marah. tak sadarkah ia, sudah banyak yang muak dengan sikapnya. lain di mulut, lain pula yang diperbuatan.
di radio dia berkhutbah seperti malaikat. meminta kita berbuat baik, bersikap adil tapi kenyataannya dia sendiri tidak dapat mencontohkan isi ceramah-ceramahnya. memang kita siapa. kita juga manusia, punya rasa, punya cinta, dan nurani yang bisa menilai mana baik mana buruk. tak perlulah dia mengajari kita dengan hal kecil seperti itu.
sudah lama aku benci dia. tak sudi rasanya gendang telinga ini kemasukan kata-katanya lagi. jadi tolonglah win kecilkan suara radio itu. bantu aku menghindar dari petuah-petuahnya yang tidak berguna.
andai kamu tahu kelakukannya mungkin kamu pun akan membencinya. benci seperti yang aku rasa. atau bisa jadi lebih. karena aku tahu kamu tak suka laki-laki yang mau menang sendiri.
orang yang suaranya sedang kamu dengarkan sekarang termasuk orang yang tidak berperikemanusiaan. dia bisa bertindak kejam melebihi yang kita bayangkan. di balik suara baritonnya dia punya dendam besar terhadap wanita-wanita seperti kita. wanita separuh pria!
jadi bisakah kau kecilkan suara radio itu sehingga kita bisa berhias lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H