Hari H untuk kembali ke jakarta pun tiba, dengan perasaan gembira kulangkahkan kaki ku menuju taksi yang akan membawaku ke airport dan membayangkan wajah Ayah, Mamah, Nenek, dan semua keluargaku yang akan menjemputku di airport.
Setibanya di tanah air, sesuai dugaanku ... Mamah, Tante dan beberapa saudaraku menjemputku di bandara dengan suka cita melepas kerinduanku selama ini kepada mereka. Tidak perlu waktu lama untuk terpikir kembali pakaw bersama teman. sesampai dirumah, aku menghubungi teman sekolahku untuk menanyakan dimana aku bisa beli, temanku pun memintaku datang malam itu dan akan mengantarkanku ke rumah BD nya. Dengan berbagai alasan, aku izin untuk keluar rumah dan langsung ke rumah temanku.
Sampai dirumah temanku, tak perlu menunggu lama kami langsung berangkat menuju kerumah BD dan membeli 1/2 gram yang saat itu termasuk jumlah yang cukup banyak untuk porsi sendiri atau berdua. Baru beberapa hisap menggunakan, efeknya sudah sangat terasa dan hal ini dikarenakan aku sudah berhenti menggunakan kurang lebih selama 1 bulan lebih dan pemakaian pertama ini benar-benar membuat pedaw dan euphoria seakan terbayar sudah kerinduan dan sugesti ku selama ini kepada putaw.
Baru beberapa hari di jakarta saja, sudah membuatku kembali ketagihan dan harus kembali make setiap hari. perilaku dan emosi ku pun kembali berubah. Hal ini membuat curiga Ayah dan Mamah kala itu, Tak perlu waktu lama akhirnya mereka kembali tahu bahwa aku telah pake lagi. Setelah mereka tahu, kepulangan ku ke Melbourne pun dipercepat. setelah dibawa ke dokter di salah satu RS kala itu, aku langsung diberangkatkan kembali setelah melewati masa-masa detoksifikasi di rumah selama 3 - 4 hari. Tiba kembali di Melbourne, aku kembali ke kegiatan belajar, dan berhenti pake.Â
Saat itu pendidikan bahasaku sudah selesai dan aku masuk ke salah satu college. Karena aku sudah pindah sekolah, maka aku pun harus keluar dari asrama dan mencari tempat tinggal baru bersama beberapa teman untuk patungan sewa rumah. Aku sewa 1 rumah bersama 4 orang teman yang berasal dari Indonesia yang biaya sewa bulanannya sudah menghabiskan setengah uang saku ku selama sebulan disana. Dari beberapa teman inilah aku mulai mengenal dan sering pergi bersama ke casino. Kecanduanku pun beralih ke meja judi. Hampir setiap akhir minggu dapat dipastikan aku akan ke casino untuk bermain blackjack. Perilaku bermain judi ku sudah mulai tidak terkontrol, uang sekolah ku saat itu habis terpakai di meja Judi.
Suatu malam, temanku memanggilku ke kamarnya dan menunjukan satu paket kecil putaw katanya. Awalnya aku tidak percaya, karena bentuknya seperti bongkahan batu gula pasir kecil berwarna putih. Temanku meyakiniku bahwa itu memang putaw, tak lama aku membuat beberapa peralatan untuk pake dan mencoba sedikit hanya untuk menghirup aroma asapnya dan Ternyata benar. Perasaan senang cenderung euphoria kembali kurasakan dan malam itu kami tutup dengan kondisi pedaw. Esoknya aku menanyakan "Lo beli dimana si? beli lagi yuk patungan", temanku pun mengajaku ke rumah bandarnya. Dengan harga 100 dollar untuk jumlah 0.3 gram sudah sangat cukup bagi kami berdua saat itu.Â
Hal ini berketerusan hingga aku kembali ketagihan, uang saku sudah tidak pernah cukup, jangankan untuk bayar sewa rumah, untuk makan saja aku sudah tidak memikirkannya lagi, "gampang lah makan mah indomie aja tiap hari" begitu pikirku saat itu. untuk sewa rumah beberapa temanku yang serumah yang memang tidak pakaw beberapa kali menalangi biaya sewaku dalam bentuk pinjaman. Hingga pernah aku mencuri uang teman rumahku, mencuri makanan ringan di mini market dan beberapa tindakan kriminal lainnya.Â
Mungkin karena lingkup pelajar Indonesia tidak terlalu besar, berita bahwa aku sudah make lagi tersiar di beberapa teman lainnya. Hingga satu hari aku dikejutkan oleh kehadiran Mamah di rumahku dengan diantar temanku bersama ibunya. Kaget bercampur haru seperti melihat sosok malaikat yang hadir menjumpaiku kala itu. Beberapa hari mamah di Melbourne ada satu dosa besar yang hingga detik ini kuingat adalah saat mamah minta ditemani berkeliling melbourne, saat itu kondisiku sedang sakaw dan ak beralasan dengan beribu alasan bahwa ak harus pergi menjumpai seorang teman, hingga akhirnya mamah ak tinggalkan di trem hanya dengan kuberitahu rute yang harus diambil dan dimana turunnya, padahal itu pertama kalinya mamah ke melbourne dan belum tahu jalan, belum sempat terucap maaf dariku... maafin anakmu ya mah.
Hampir 1 bulan mamah ada di Melbourne, dan akhirnya ketauan juga kalo ak masih pakaw. Tak lama setelah itu, mamah memutuskan untuk kembali duluan ke Jakarta, 1 minggu kemudian aku pun ditarik kembali ke jakarta, karena sekolah ku ga beres, utang menumpuk, dan banyak saran dari beberapa rekan mamah dan ayah yang minta agar aku ditarik kembali ke jakarta saja. Malam itu ak dijemput oleh seorang pendeta, aku yang notabene seorang muslim ditolong oleh seorang pendeta, aku dibiarkan menginap dirumahnya satu malam sebelum esok harinya diantar ke airport untuk kembali ke jakarta. Ada perasaan lega akhirnya aku pulang ke jakarta for good, merasa lebih aman di dekat mamah dan ayah walaupun kelakuan ku masih tetap sama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H