Mohon tunggu...
Rahmat Subhagyo
Rahmat Subhagyo Mohon Tunggu... -

Kuliah di Fakultas Ekonomi Unika Parahyangan, Bandung. Pernah bekerja di dunia advertising sebagai computer graphic designer (gag nyambung), kemudian bekerja diperusahaan penerbitan majalah sebagai penata letak merangkap redaksi dan fotografer. Terakhir masih diperusahaan yang sama bertanggung jawab atas tata letak dan produksi majalah khusus kedokteran (makin jauh aja gag nyambungnya). Kini sedang belajar untuk mandiri dan belajar menulis lagi.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Dua Kali Tertipu Intelijen Bertawaf

5 Desember 2009   22:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:03 988
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Peluncuran buku Intelijen Bertawaf merupakan pengalaman pertama saya menghadiri acara para Bloggers Kompasiana. Membaca daftar para tamu spesial yang diposting oleh Mas Is, saya membayangkan suasana acara akan bersifat sangat formal. Ditambah lagi  begitu saya memasuki halaman apartemen Essence tidak hanya petugas dari pihak pengelola saja yang mengatur arus keluar masuk kendaraan tamu tetapi juga dibantu beberapa petugas berseragam Angkatan Udara. Terus terang saya jadi deg-degan karena saya ini orangnya rada kuper alias kurang pergaulan.

Namun begitu masuk hati saya merasa plong karena disambut dengan hangat dan ramah. Suasana begitu hangat dan santai. Satu kali saya tertipu oleh pikiran saya sendiri.

Saya selama ini mengenal pak Prayitno, pak Chappy dan pak Hendropriyono hanya lewat media cetak maupun media elektronik. Kesan yang ada dibenak saya tentang pak Prayitno adalah sosok yang ramah namun serius. Begitu juga dengan pak Hendropriyono yang selalu murah senyum namun serius dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan para wartawan. Apalagi keduanya berlatar belakang dunia intelijen. Sementara pak Chappy adalah mantan KSAU yang gantengnya tidak kalah dengan pak Omar Dhani. Jadi secara keseluruhan saya mengira acarapun akan berjalan santai namun formal.

Begitu pembawa acara angkat bicara, saya merasa tertipu untuk kedua kalinya. Tidak hanya pembawa acaranya saja yang mengantarkan acara dengan penuh humor tetapi para pembicara pun menyampaikan ulasan tentang karya pak Prayitno meskipun berbobot namun penuh dengan humor dan canda tawa. Begitu pak Prayitno yang mendapat giliran terakhir angkat bicara justru beliaulah yang paling lucu diantara ketiganya. Tak salah jika dengan terpingkal-pingkal mbak Rosiana Silalahi sang pemandu acara bertanya "Ini acara bedah buku atau srimulat". Apalagi dengan kumis dan gaya pak Prayitno memasang mimik muka serius dalam melontarkan humor-humornya membuat saya teringat kepada almarhum Asmuni, salah satu pelawak senior Srimulat.

Tidak salah kalau ada ungkapan "Don't Judge The Book by It's Cover". Jangan pernah menilai suatu buku hanya dengan melihat dari sampulnya saja. Begitu juga halnya dengan buku kumpulan tulisan pak Prayitno yang berjudul Intelejen Bertawaf ini. Meskipun desain sampulnya cukup menyeramkan dengan warna merah pada kata Bertawaf, tetapi isinya cukup renyah dan enak dibaca serta bergizi tinggi.

Terimakasih pak Prayitno, pak Chappy dan pak Hendropriyono yang telah menghibur dan memberi tambahan gizi baik secara harafiah maupun dalam arti sebenarnya pada kami semua Blogger Kompasiana.

Terimakasih juga pada Kompasiana yang telah menjadi rumah sehat dengan pak Prayitno sebagai "Bapak". Rumah tempat berkumpulnya para blogger tanpa memandang umur, status maupun latar belakang untuk saling mengisi dan saling mencerdaskan. Sungguh suatu akhir minggu yang indah untuk dikenang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun