Mohon tunggu...
Subekti Suryo
Subekti Suryo Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa SMK jurusan Sistem Informasi Jaringan dan Aplikasi

Seorang yang tertarik dengan perkembangan teknologi digital, bercita-cita menjadi seorang programer di sebuah perusahaan IT ternama.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Artikel Utama

Cara Kerja Pendeteksi Konten Kecerdasan Buatan

7 November 2024   22:00 Diperbarui: 18 November 2024   11:52 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Flowchart cara kerja AI Detector

Teks yang dibuat oleh Artificial Intelligence biasanya memiliki pola susunan kalimat yang lebih mudah diprediksi, itu karena seperti yang sudah dijelaskan pada poin sebelumnya, model kecerdasan buatan bahasa selalu memilih kata melalui prediksi dan prediksi tersebut selalu memilih kata dalam kalimat yang memiliki struktur konvensional atau struktur yang biasa digunakan oleh banyak orang. 

Selain itu, beberapa kecerdasan buatan generatif biasanya memproduksi kalimat yang terdiri dari jumlah kata tertentu, seperti contohnya rata-rata kata dalam kalimat yang di generate oleh Chat GPT pada hasil prompt umum berkisar antara 10 sampai 20 kata. Inilah alasan kenapa suatu teks yang dibuat oleh kecerdasan buatan kadang terasa predictable dan monoton. 

Perbedaan teks yang dibuat manusia dan AI
Perbedaan teks yang dibuat manusia dan AI

3. Alternatif: Watermark

Maraknya penyalahgunaan kecerdasan buatan saat ini, beberapa perusahaan besar seperti OpenAI dan Google sedang merancang sebuah sistem “watermarking”, yang mana teks yang dibuat oleh kecerdasan buatan yang mereka buat memiliki sistem penanda tidak terlihat yang bisa dideteksi oleh berbagai sistem untuk memastikan bahwa sebuah teks AI generated atau tidak.

Bagaimanapun layaknya AI Detector yang masih dikembangkan oleh berbagai institusi saat ini, fitur ini juga masih dalam proses pengembangan yang detail cara kerjanya dan cara identifikasinya pun masih belum dipublikasikan. Kita juga tidak tahu apabila watermark ini akan tetap terdeteksi setelah sebuah teks diparafrase. 

Jadi meskipun fitur bawaan dari suatu kecerdasan buatan yang masih dikembangkan ini cukup menjanjikan, kita masih belum bisa sepenuhnya berharap.

Sebagai sebuah perangkat yang masih dalam fase uji coba, AI Detector telah menunjukkan hasil yang positif dalam mengidentifikasi konten yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan, terutama dalam analisis teks dengan panjang ratusan hingga ribuan kata. 

Di dunia yang kian tergantung pada kecerdasan buatan, perangkat ini menjadi sarana yang sangat bermanfaat bagi pengajar, editor, serta profesional lainnya yang ingin menjamin keaslian suatu karya tulis. 

AI Detector dianggap sangat efisien untuk pemakaian jangka pendek dan menengah, menghasilkan hasil yang tepat dalam mengidentifikasi teks yang dibuat oleh Artificial Intelligence.

Kelebihan dan kekurangan AI Detector 
Kelebihan dan kekurangan AI Detector 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun