Mohon tunggu...
Toni Ahmad Subekti
Toni Ahmad Subekti Mohon Tunggu... Dosen - Dosen di Universitas Rokania - Riau

Mendokumentasikan Cerita Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Memahami Design Thinking; Metode Inovasi Radikal

9 November 2022   09:17 Diperbarui: 9 November 2022   09:28 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Dulu, Ketika mendengar kata design, mungkin yang teringat di benak kita adalah orang menggambar, arsitek, perancang mode, gambar bangunan, pola pakaian dan lainnya. Karena istilah desain kita berfikirnya adalah mencoba membuat gambar tertentu. Padahal definisi design tidak sesempit apa yang kita pahami saat itui. Istilah design sebenarnya berkembang bahwa manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari proses berfikir. Misalkan menentukan mau sarapan apa, pakaian apa yang dipakai, atau menentukan liburan kemana. Semua keputusan tersebut tidak terlepas dari proses berfikir. Nah, dalam hal ini proses berfikir desain adalah waktu kita berfikir memakai mode atau mengadopsi bagaimana metode orang-orang ketika sedang mendesain. Penjelasan berfikir desainer akan dibahas pada pembahsan selanjutnya.  Mari kita ulas pengertian secara konseptual design thinking.

Pengertian design thinking yang paling mudah dipahami merujuk pada Wikipedia yakni "Design thinking refers to the set of cognitive, strategic and practical procedures used by designers in the process of designing, and to the body of knowledge that has been developed about how people reason when engaging with design problems. Design thinking is also associated with prescriptions for the innovation of products and services within business and social contexts". Terdapat dua pengertian. 

Pertama, Design thinking merujuk pada seperangkat stratejik kognitif dan prosedur praktik yang digunakan desainer didalam proses mendesain  dan merupakan badan pengetahuan yang telah dikembangkan tentang bagaimana orang-orang bernalar ketika terlibat dengan masalah design. Kedua, design thinking juga dapat dikaitkan dengan resep inovasi produk dan jasa baik didalam konteks bisnis maupun konteks sosial.

Dalam artikel Design thinking karya tim brown yang dimuat Harvard business review mendefinisikan design thingking sebagai pendekatan inovasi yang menggunakan cara berfikir dan teknik-teknik desainer untuk mempertemukan apa yang konsumen butuhkan (Customer needs) dengan apa yang memungkinkan secara teknologi dan apa yang bias menjadi peluang bisnis yang menguntungkan. 

Aktivitas desain esensinya adalah memikirkan cara untuk membuat suatu apapun yang kita desain bisa jadi lebih baik dalam memenuhi kebutuhan dari penggunanya.  Oleh karena itu proses inovasi yang menggunakan pendekatan design thinking adalah berpusat pada manusia (Human Centered Design) karena fokusnya memang membantu pengguna untuk menyelesaikan masalahnya dan apa yang menjadi aspirasinya. Aspek inilah yang membedakan inovasi design thinking dengan inovasi lainnya yang cenderung berpusat pada teknologi ataupun pesaing. Namun bukan berarti design thinking mengacuhkan teknologi dan pasar, akan tetapi kepuasan konsumen ditempatkan sebagai prioritas utama.

Menurut  Michael G. Luchs dkk dalam bukunya yang berjudul Design Thinking New Product Development Essentials from the PDMA mendefinisikan design thinking sebagai suatu pendekatan pemecahan masalah yang kreatif, sistematis dan kolaboratif untuk mengidentifikasi masalah secara kreatif. Kreatif disini dimaksudkan bahwa dalam menemukan solusi atas permasalahan dilakukan dengan menciptakan ide solusi secara non linear. Artinya proses berfikir yang digunakan tidak kaku, tidak lurus atau istilah nya disebut lateral -- Proses berfikir tidak beraturan, sporadis dan lompat-lompat. 

Secara sederhana design thinking menggunakan pendekatan masalah dan solusi seperti seorang disainer. Desainer, baik dalam seni atau industri, cenderung mengeksplorasi dan memecahkan masalah melalui iterasi. Mereka dengan cepat menghasilkan solusi yang memungkinkan, mengembangkan purwarupa sederhana, dan kemudian mengulangi nya lagi dari awal. Mereka mencari umpan balik eksternal yang signifikan untuk mendapatkan hasil yang sempurna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun