Beberapa hari yang lalu media sosial dihebohkan dengan kebakaran pada rumah sakit Changfeng di Beijing, China. Rumah sakit tersebut terbakar pada tanggal 18 April 2023 dan menewaskan 29 orang. Pejabat berwenang telah memberikan rincian lebih lanjut terkait kejadian kebakaran tersebut, berdasarkan investigasi pihak kepolisian menerangkan bahwa kebakaran tersebut terjadi karena adanya percikan api dari cat yang mudah terbakar didalam ruangan rawat inap yang sedang diperbaiki.
Kebakaran rumah sakit di Beijing bukanlah kasus yang pertama kali terjadi. Pada tahun 2021, sebuah kebakaran terjadi di Rumah Sakit Provinsi Shouguang, juga terletak di distrik Haidian. Kebakaran tersebut menimbulkan kerusakan yang signifikan pada bangunan dan peralatan medis, tetapi tidak ada korban jiwa yang dilaporkan.Â
Setelah kejadian itu, otoritas kesehatan Beijing mengeluarkan serangkaian aturan baru untuk meningkatkan keselamatan dan kualitas layanan di rumah sakit. Namun, kejadian terbaru di Rumah Sakit Changfeng menunjukkan bahwa masih ada banyak tantangan yang harus diatasi dalam hal keselamatan dan kualitas layanan di rumah sakit. Beberapa kritikus menyebutkan bahwa ada masalah struktural yang lebih besar di industri kesehatan China secara keseluruhan.
Kejadian ini telah menimbulkan kekhawatiran dan kritik dari masyarakat dan media. Beberapa media melaporkan bahwa rumah sakit tersebut telah melanggar berbagai aturan keselamatan dan kesehatan. Sebelum kebakaran terjadi, ada laporan tentang kekurangan staf medis dan pelatihan keselamatan yang tidak memadai di rumah sakit tersebut. Selain itu, beberapa media melaporkan bahwa rumah sakit tersebut telah mengabaikan peringatan tentang risiko kebakaran dan tidak mengambil langkah-langkah pencegahan yang memadai.
Video yang beredar di media sosial pada hari Selasa (sebelum disensor) menunjukkan asap yang keluar dari beberapa jendela rumah sakit, dimana orang-orang berusaha keras untuk menyelamatkan diri dari kebakaran. Salah satu orang terlihat menggunakan tali yang terbuat dari seprai untuk turun dari jendela ke teras tingkat bawah, sedangkan yang lain terlihat berkerumun di unit AC yang terpasang di luar gedung atau mencoba untuk menggunakan unit tersebut untuk bermanuver dari satu tingkat ke tingkat lainnya. Selain itu, ada seorang yang terlihat melompat dari satu tingkat bangunan ke teras bawah.
Pada konferensi pers yang dilakukan pada hari Rabu, pejabat telah memberikan rincian tentang korban yang meninggal dalam kebakaran tersebut. Dari jumlah korban tersebut, sebanyak 26 pasien yang sedang dirawat di rumah sakit dan memiliki usia rata-rata 71 tahun. Korban tertua yang meninggal dalam kebakaran tersebut berusia 88 tahun. Selain pasien, seorang perawat, seorang pekerja perawatan, dan satu keluarga juga tewas dalam kebakaran tersebut. Hal ini disampaikan oleh Li Zongrong, wakil kepala pemerintah distrik Fengtai.
Total ada 142 orang yang berhasil dievakuasi dari rumah sakit, termasuk 71 pasien. Saat ini, terdapat 39 orang yang masih dirawat di rumah sakit akibat luka-luka yang diderita akibat kebakaran tersebut. Dari 39 orang tersebut, tiga di antaranya masih dalam kondisi kritis, demikian disampaikan oleh Li Ang, wakil direktur Komisi Kesehatan Kota Beijing.
Kejadian seperti ini harus jadi pembelajaran untuk meningkatkan manajemen dan kesiapsiagaan terhadap bencana di rumah sakit. Bukan hanya di Beijing, tapi di Indonesia juga harus memberikan edukasi dan sosialisasi kesiapsiagaan terhadap bencana pada seluruh staff khususnya menganai kebakaran. Rata-rata pasien yang meninggal tersebut sudah tua dan tidak bisa terlalu bergerak bebas. Pihak manajemen dan seluruh staff rumah sakit perlu membudayakan pencegahan-pencegahan dini terhadap kejadian kebakaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H