Mohon tunggu...
Subarkah Komendangi
Subarkah Komendangi Mohon Tunggu... Freelancer - Lawyer

Bercerita apa saja

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Refleksi Sumpah Pemuda: Pemuda Kemarin, Hari Ini, dan Esok

28 Oktober 2014   19:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:25 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini, bertepatan dengan momentum  perayaan 86 tahun pemuda Indonesia merayakan Hari Sumpah Pemuda. Pemuda diseluruh Indonesia tentunya merayakan euforia ini, yang (mungkin) sebagian pemuda menganggap bahwa ini hanya sebagai euforia sesaat.

Menilik sejarah perjuangan pemuda indonesia pada zaman dulu yang dengan segenap jiwa dan raga untuk bebas dari belenggu kolonialisme penjajah. Semangat pemuda yang berapi - api untuk bersatu dalam sebuah negara kesatuan Indonesia. Semangat untuk membentuk wadah perkumpulan atau himpunan untuk melakukan perjuangan pra kemerdekaan.

Pemuda zaman dulu menunjukkan eksistensinya bagaimana menumbangkan rezim - rezim yang totalitarianisme yang sangat merugikan bangsa indonesia, pemuda menjadi pembawa estafet perjuangan dan menjadi garda terdepan arah bangsa.

Logika yang menjangkiti para pemuda sekarang adalah "kalau kepentingan saya sudah diwakili orang - orang tertentu yang bersedia dalam gerakan, mengapa pula saya repot - repot dan mengambil resiko ikut dalam gerakan ?". Ada juga yang menganggap bahwa gerakan sosial merupakan gerakan yang menjijikkan, gerakan yang tidak disukai, logika ini tentunya merupakan hasil dari pemikiran para 'kaum tua' tahun 1930an dan 1940an yang ketika itu gerakan sosial dicirikan dengan watak yang fasisme, komunisme, dan totalitarian lainnya. Ini tentunya akan menjadi masalah yang sangat penting dalam memobilisasi sebuah perubahan sosial, para pemuda hanya "mau terima bersih". Karena pada dasarnya setiap gerakan untuk perubahan sosial memerlukan usaha kolektif dari pemuda. Bukankah sebuah gerakan membutuhkan dukungan yang seluas - luasnya.

Melihat kondisi zaman sekarang, tentu berbeda dengan kondisi pemuda pada zaman dulu. Pemuda sekarang justru malah tenggelam dalam aktivitas - aktivitas hedonisme yang jauh dari nilai - nilai perjuangan kaum muda. Antitesa terhadap kaum tua dengan jargon kalimat 'yang muda yang memimpin', ini tentu perlu ditelaah kembali. Kaum muda kehilangan arah.

Melalui refleksi peringatan sumpah pemuda yang ke 86 tahun ini kita harus merevitalisasi semangat - semangat kaum muda untuk tetap berkontribusi untuk perjuangan bangsa dan negara indonesia. Pemuda adalah agent of change, pemuda adalah agent of social control, pemuda adalah iron stock. Kita kembalikan lagi jiwa - jiwa pemuda yang gandrung akan eksistensi pembawa perubahan bagi indonesia. Ditangan para pemuda arah dan tujuang bangsa indonesia tergenggam.

Jayalah Pemuda Indonesia !!

Jayalah INDONESIA !!


Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun