Bagi orangtua yang merasa kurang setuju dengan ikan kaleng sebagai menu utama, ada beberapa alternatif yang dapat dipertimbangkan:
Makanan segar sering dianggap sebagai solusi terbaik untuk memenuhi kebutuhan gizi anak-anak. Beberapa opsi yang dapat dijadikan menu alternatif adalah:
- Ikan Lokal Segar: Ikan seperti lele, bandeng, atau patin lebih segar dan biasanya lebih disukai anak-anak.
- Tempe dan Tahu: Sebagai sumber protein nabati yang murah, mudah diolah, dan bergizi tinggi.
- Menu Berbasis Sayuran: Sayur bayam, brokoli, atau wortel dapat melengkapi kebutuhan vitamin dan serat harian anak-anak.
Namun, meskipun makanan segar menawarkan keunggulan dari sisi cita rasa dan nutrisi, tantangan logistik seperti penyimpanan dan distribusi tetap harus menjadi perhatian.
Selain makanan segar, beberapa solusi praktis lainnya juga dapat menjadi alternatif:
- Paket Makanan Instan Bergizi: Berisi kombinasi bahan alami seperti nasi, lauk hewani, dan sayur yang dikemas higienis.
- Suplemen Gizi Tambahan: Sebagai pendamping makanan utama untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang kurang.
Pendekatan ini dapat mengurangi ketergantungan pada ikan kaleng sekaligus memastikan bahwa kebutuhan gizi tetap terpenuhi.
Ikan kaleng menawarkan berbagai keunggulan, mulai dari kandungan nutrisi hingga kepraktisan penyajian. Namun, kekhawatiran seperti kandungan sodium, pengawet, dan selera masyarakat tetap harus diperhatikan.
Pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama untuk menciptakan program makanan bergizi yang tidak hanya sehat tetapi juga sesuai dengan kebutuhan dan preferensi masyarakat. Dengan pendekatan yang inklusif dan edukasi yang tepat, program Makan Bergizi Gratis dapat memberikan dampak positif yang luas, baik dalam meningkatkan kualitas gizi maupun membangun kebiasaan makan yang sehat di masyarakat.
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H