Mohon tunggu...
Subarkah
Subarkah Mohon Tunggu... Buruh - Freelance

Suka nulis, suka nonton film, suka baca

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengenakan Helm Tanggung Jawab Kita untuk Anak

28 Oktober 2024   17:15 Diperbarui: 28 Oktober 2024   17:16 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di berbagai wilayah Indonesia, terlihat masih banyak anak-anak yang mengendarai atau dibonceng sepeda motor tanpa mengenakan helm. Meskipun kampanye mengenai keselamatan berkendara telah sering digalakkan, kenyataan di lapangan menunjukkan penerapannya masih jauh dari ideal. Kebiasaan berkendara tanpa helm ini harus mendapat perhatian serius dari orang tua, sekolah, hingga masyarakat luas. Menggunakan helm seharusnya tidak sekadar menjadi kewajiban, tetapi bagian dari gaya hidup yang peduli, bertanggung jawab, dan modern.

Untuk mendorong perubahan, penting bagi kita untuk memahami berbagai alasan mengapa helm belum menjadi kebiasaan bagi anak-anak. Memahami tantangan ini menjadi langkah awal menuju solusi yang efektif dan berkelanjutan.

Kurangnya Kesadaran dan Edukasi yang Mendalam
Banyak anak-anak yang memandang helm hanya sebagai aturan, bukan kebutuhan yang dapat melindungi mereka. Hal ini terjadi karena edukasi tentang pentingnya keselamatan berkendara belum tertanam secara mendalam dalam pikiran anak-anak. Peran orang tua dan pendidik sangat penting dalam hal ini untuk menanamkan pemahaman yang benar bahwa helm adalah bagian esensial dari keselamatan diri, bukan sekadar aturan.

Pengaruh Lingkungan dan Kebiasaan dalam Keluarga
Di lingkungan di mana orang tua atau orang dewasa jarang memakai helm, anak-anak cenderung meniru perilaku yang sama. Ketika orang tua memperlihatkan contoh positif dalam berkendara, anak-anak akan menganggap helm sebagai kebiasaan normal yang layak diikuti. Oleh karena itu, teladan dari keluarga sangat penting dalam membentuk kesadaran anak-anak akan pentingnya keamanan berkendara.

Ketidaknyamanan dalam Menggunakan Helm Anak
Banyak helm yang beredar di pasaran dirancang untuk orang dewasa, sehingga tidak nyaman bagi anak-anak. Ketidaknyamanan ini membuat mereka enggan memakai helm saat berkendara. Produsen helm perlu menciptakan helm yang sesuai bagi anak-anak---ringan, nyaman, dan menarik secara visual---sehingga anak-anak merasa lebih nyaman dan bersemangat untuk menggunakannya.

Kurangnya Pengawasan dan Penegakan Aturan yang Konsisten
Selain itu, banyak orang tua dan pihak berwenang belum menegakkan aturan penggunaan helm pada anak secara konsisten. Kesadaran akan pentingnya pengawasan berkendara aman ini perlu dikuatkan melalui kerja sama antara keluarga, sekolah, dan komunitas agar anak-anak lebih sadar akan keselamatan diri mereka.

Perubahan perilaku membutuhkan keterlibatan semua pihak. Rumah dan sekolah adalah dua institusi utama yang dapat memberikan pengaruh besar terhadap kebiasaan anak dalam mengenakan helm.

Pendidikan dan Kegiatan Simulasi Keamanan di Sekolah
Sekolah memiliki peran strategis dalam mengajarkan keselamatan berkendara. Melalui program pendidikan dan simulasi, sekolah dapat mengintegrasikan pemahaman pentingnya mengenakan helm sejak dini. Mengadakan kegiatan seperti "Hari Helm Nasional" di sekolah akan memberikan pengalaman konkret bagi anak-anak dan memperkuat kesadaran mereka tentang keselamatan berkendara.

Keteladanan dalam Keluarga yang Mendorong Penggunaan Helm
Anak-anak sangat mudah meniru perilaku yang mereka lihat dalam keluarga. Jika mereka melihat orang tua selalu memakai helm saat berkendara, mereka akan menganggap bahwa mengenakan helm adalah hal yang penting. Lebih jauh lagi, melibatkan anak dalam memilih helm mereka sendiri yang nyaman dan menarik akan menambah rasa kepemilikan dan kesadaran akan pentingnya perlengkapan tersebut.

Dukungan dari Komunitas dan Kegiatan Sosial
Selain keluarga dan sekolah, komunitas sekitar juga dapat membantu menumbuhkan kebiasaan positif ini. Kampanye keselamatan, seperti kegiatan bersepeda bersama anak-anak sambil memakai helm, dapat menjadi cara yang menyenangkan untuk menanamkan kebiasaan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun