Mohon tunggu...
Subarkah
Subarkah Mohon Tunggu... Buruh - Freelance

Suka nulis, suka nonton film, suka baca

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Prabowo-Gibran Misi Indonesia Berkeadilan dan Inovatif 2024

22 Oktober 2024   03:08 Diperbarui: 22 Oktober 2024   03:33 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
timesindonesia.co.id

Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka kini menjadi sorotan publik sebagai pasangan pemimpin pemerintahan yang baru. Pertanyaan besar yang muncul: tantangan apa yang akan mereka hadapi dalam menata Indonesia? Bagaimana mereka dapat membawa perubahan yang diharapkan? Dan kebijakan seperti apa yang diharapkan mampu mengurangi kesenjangan sosial-ekonomi serta mendorong inovasi? Di tengah perubahan dunia yang cepat, ekspektasi masyarakat terhadap kepemimpinan baru ini semakin tinggi. Artikel ini akan mengupas tantangan utama serta solusi kebijakan yang diperlukan untuk mewujudkan Indonesia yang lebih sejahtera dalam lima tahun ke depan.

Pemerintahan baru selalu dihadapkan pada berbagai tantangan, dan Prabowo-Gibran tentu tak akan luput dari itu. Salah satu tantangan utama yang akan dihadapi adalah menjaga stabilitas politik. Indonesia, dengan keberagamannya, memerlukan kepemimpinan yang mampu merangkul semua kalangan dan menjaga dinamika politik tetap terkendali. Situasi global yang tidak menentu, termasuk ketegangan geopolitik dan perubahan iklim, juga akan mempengaruhi upaya menjaga stabilitas ekonomi. Kestabilan ini penting untuk mempertahankan daya saing Indonesia di kancah internasional.

Selain itu, pasangan ini juga akan menghadapi tantangan dalam merespons aspirasi masyarakat yang heterogen. Dengan latar belakang etnis, agama, dan kondisi sosial-ekonomi yang berbeda, kepemimpinan Prabowo-Gibran harus dapat memetakan prioritas kebijakan yang inklusif dan adil bagi semua lapisan masyarakat. Tak kalah pentingnya adalah tantangan dalam mengelola hubungan pusat-daerah. Otonomi daerah memberikan kekuasaan signifikan bagi pemerintah daerah, namun harmonisasi antara pusat dan daerah tetap diperlukan agar kebijakan nasional dapat dijalankan secara efektif di seluruh wilayah Indonesia.

Untuk menghadapi tantangan tersebut, Prabowo dan Gibran memerlukan modal kepemimpinan yang tangguh. Kepemimpinan yang kuat dan tegas akan menjadi fondasi utama. Prabowo, dengan pengalaman politik dan militernya, dipandang memiliki visi strategis yang tajam, sementara Gibran membawa perspektif baru yang lebih segar, dinamis, dan dekat dengan generasi muda.

Kemampuan manajerial juga menjadi kunci. Mengelola tim kabinet secara efisien dan memastikan sinergi antar kementerian sangat penting agar tidak terjadi fragmentasi dalam pengambilan keputusan. Dengan demikian, setiap kebijakan yang diambil dapat dijalankan dengan optimal. Selain itu, diplomasi yang handal baik di dalam maupun luar negeri akan sangat penting. Di dalam negeri, kepemimpinan baru harus bisa membangun koalisi yang solid dan bekerja sama dengan berbagai pihak. Sementara di ranah internasional, kemampuan menjalin hubungan yang baik dengan negara lain sangat dibutuhkan untuk memperkuat posisi Indonesia dalam percaturan global.

Salah satu isu krusial yang menanti pemerintah baru adalah mengatasi kesenjangan sosial-ekonomi. Meski Indonesia telah mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat, ketimpangan masih menjadi masalah utama. Oleh karena itu, kebijakan yang dapat memperbaiki distribusi akses terhadap pendidikan dan kesehatan sangat dinantikan. Akses yang merata, terutama bagi masyarakat di daerah tertinggal, adalah salah satu kunci untuk mengurangi ketimpangan ini.

Selain itu, kebijakan pajak progresif menjadi harapan masyarakat agar kelompok berpenghasilan tinggi dapat berkontribusi lebih besar dalam mendukung pembangunan. Dengan penerapan pajak yang adil, dana publik dapat dialokasikan untuk program-program yang berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat kurang mampu.

Pemberdayaan UMKM juga merupakan strategi penting untuk mengurangi ketimpangan. UMKM adalah penggerak ekonomi nasional, dan kebijakan yang memberikan akses permodalan, pelatihan, serta insentif bagi pengusaha kecil dapat mengangkat taraf hidup banyak orang. Program peningkatan keterampilan digital dan teknologi bagi pekerja juga akan memainkan peran penting di era transformasi digital ini.

Tak kalah pentingnya, reformasi agraria harus dijalankan lebih adil untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat desa. Program ini diharapkan bisa menjadi solusi terhadap ketimpangan kepemilikan lahan serta meningkatkan produktivitas pertanian yang akan berdampak pada ketahanan pangan.

Di era globalisasi dan digitalisasi, inovasi teknologi menjadi penentu daya saing suatu negara. Untuk itu, pemerintah Prabowo-Gibran diharapkan mampu mendorong investasi besar-besaran dalam riset dan pengembangan (R&D). Tanpa dukungan yang memadai terhadap R&D, Indonesia akan tertinggal dibandingkan negara-negara tetangga yang lebih dulu berinvestasi dalam inovasi.

Langkah selanjutnya adalah memperkuat kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan akademisi. Universitas-universitas Indonesia memiliki potensi besar sebagai pusat riset dan inovasi, tetapi masih kurang terfasilitasi. Kolaborasi yang lebih erat dengan industri dan pemerintah akan membuka jalan bagi riset-riset yang dapat dikomersialisasi, menciptakan produk dan teknologi yang relevan bagi pasar global.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun