Mohon tunggu...
Subarkah
Subarkah Mohon Tunggu... Buruh - Freelance

Suka nulis, suka nonton film, suka baca

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Zaken Kabinet Mimpi atau Realitas di Bawah Kepemimpinan Prabowo Subianto

8 Oktober 2024   00:37 Diperbarui: 8 Oktober 2024   06:10 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat masa kampanye, Prabowo Subianto mengemukakan konsep Zaken Kabinet, sebuah gagasan kabinet pemerintahan yang didominasi oleh para ahli dan profesional, bukan sekadar hasil bagi-bagi kursi politik. Gagasan ini menimbulkan diskusi yang mendalam di kalangan masyarakat dan pengamat politik. 

Namun, apakah konsep ini benar-benar dapat diwujudkan dalam konteks politik Indonesia yang sarat kepentingan partai? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita perlu menelaah lebih lanjut potensi, tantangan, dan kemungkinan penerapannya dalam pemerintahan.

Sebagai langkah awal, penting untuk memahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan Zaken Kabinet. Konsep ini berasal dari bahasa Belanda yang secara harfiah berarti "kabinet ahli," di mana anggota kabinet diisi oleh para teknokrat atau profesional yang memiliki keahlian di bidang masing-masing, tanpa terikat oleh afiliasi politik. Dengan demikian, tujuan dari Zaken Kabinet adalah menciptakan kabinet yang lebih efisien, karena fokusnya bukan pada kepentingan partai, melainkan pada kompetensi.

Namun, meskipun terlihat ideal, penerapan konsep ini di Indonesia menghadapi tantangan besar, terutama mengingat tradisi politik yang selama ini sangat dipengaruhi oleh kekuatan partai. Lalu, seberapa jauh potensi realisasinya di Indonesia?

Ketika kita berbicara tentang potensi penerapan Zaken Kabinet di Indonesia, kita tidak bisa lepas dari konteks politik yang sangat dipengaruhi oleh partai. Dalam sistem politik Indonesia, partai politik memiliki peran penting dalam menentukan arah kebijakan negara, termasuk dalam pembentukan kabinet. 

Di sinilah tantangan utama bagi Prabowo Subianto. Apakah ia mampu membangun kabinet berdasarkan kompetensi tanpa mengabaikan peran partai politik yang selama ini menjadi fondasi sistem demokrasi kita?

Meskipun terlihat ambisius, potensi realisasi Zaken Kabinet bukanlah sesuatu yang mustahil. Prabowo bisa memulai dengan mengurangi dominasi politik dalam pembagian kursi kabinet dan lebih banyak memilih para ahli di bidang strategis. Namun, tentu saja, ini membutuhkan keberanian politik dan keterampilan diplomasi yang luar biasa.

Tidak dapat dipungkiri bahwa tantangan terbesar dalam mewujudkan Zaken Kabinet adalah dominasi partai politik. Partai-partai besar di Indonesia selalu memiliki kepentingan dalam setiap pembentukan kabinet, dan mereka sering kali mengharapkan posisi penting sebagai bentuk imbalan atas dukungan politiknya. 

Oleh karena itu, jika Prabowo ingin menjalankan konsep Zaken Kabinet, ia harus siap menghadapi tekanan dari partai politik yang mungkin merasa tidak puas dengan peran mereka yang berkurang.

Selain itu, para teknokrat yang tergabung dalam Zaken Kabinet juga harus mampu bertahan di tengah arus politik yang sering kali penuh intrik. Mereka harus memiliki kemampuan untuk bekerja secara independen dan profesional tanpa terjebak dalam kepentingan politik praktis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun