"Sekolah itu seperti rumah kedua," ungkapan yang sering terdengar ini menyiratkan harapan bahwa sekolah menjadi tempat yang nyaman, aman, dan mendukung perkembangan anak-anak kita.
Di sinilah para siswa menghabiskan sebagian besar waktu mereka---bukan hanya untuk belajar ilmu pengetahuan, tetapi juga untuk belajar hidup, berinteraksi, dan membangun karakter. Namun, apa yang terjadi ketika sekolah, yang seharusnya menjadi tempat berlindung, justru menjadi ajang kekerasan?
Pertanyaan ini mencuat di benak banyak orang belakangan ini. Bagaimana mungkin kekerasan terjadi di tempat yang seharusnya melindungi siswa dari ancaman luar?
Kekerasan di sekolah belakangan ini telah menggerakkan banyak hati, terutama yang selalu peduli terhadap isu-isu sosial. Bukan hanya keprihatinan yang muncul, tetapi juga pertanyaan besar: "Kok bisa, ya, kekerasan terjadi di lingkungan sekolah?" Ini bukan sekadar pertanyaan biasa; ini adalah seruan agar kita melihat lebih dalam dan mencari solusi. Jika kita bertanya lebih serius, apakah mungkin menghentikan kekerasan di sekolah dan mengembalikan sekolah pada perannya yang sejati---menjadi ruang yang aman, nyaman, dan penuh kebaikan?
Fenomena kekerasan di sekolah sebenarnya sudah terjadi cukup lama, hanya saja tidak selalu terlihat di permukaan. Belakangan ini, dengan bantuan media sosial dan liputan media, kasus-kasus kekerasan di sekolah menjadi lebih terekspos, sehingga semakin banyak yang menyadari betapa seriusnya masalah ini.
Ada akar permasalahan yang lebih dalam---mulai dari tekanan akademis, minimnya pengawasan, hingga budaya kekerasan yang mungkin tak disengaja tertanam dalam sistem sekolah itu sendiri.
Namun, apakah kita harus terus membiarkan kekerasan ini terjadi? Tentu tidak. Setiap kali kekerasan dibiarkan, kita tidak hanya merusak jiwa anak-anak yang menjadi korban, tetapi juga mengirimkan pesan bahwa kekerasan adalah sesuatu yang dapat diterima. Pertanyaan seperti "Mengapa tak ada yang bertindak lebih awal?" sering terdengar setelah insiden terjadi, tetapi penyesalan saja tidak cukup. Kita harus mulai mengambil tindakan nyata dan bertanya pada diri sendiri:Â bagaimana kita bisa menghentikan kekerasan di sekolah ini?
Pertanyaan ini sering muncul di berbagai forum diskusi, dan jawabannya tidaklah sederhana. Menghentikan kekerasan di sekolah bukanlah perkara hitam-putih, ada banyak faktor yang memengaruhinya, mulai dari kondisi internal sekolah, peran keluarga, hingga tekanan sosial yang dialami siswa.
Namun, apakah mungkin kekerasan di sekolah dihentikan? Jawabannya adalah ya, tetapi dengan syarat kita mau bekerja bersama secara berkelanjutan dan sistematis.
Pertama, kita harus memahami bahwa kekerasan tidak akan hilang begitu saja dengan memberikan hukuman pada pelaku atau membuat kebijakan yang hanya bersifat sementara.