Mohon tunggu...
AR. Sholikul HaDI
AR. Sholikul HaDI Mohon Tunggu... Editor - adalah sebuah abnalisa ekspresi Billie ekfish - poengamat sosial kemasyarakatan , tinggal di Pasti jawa Tengah

Aquarius

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bipolar Polaez Etrez Este Sistememe Olaip Olaip

13 Juli 2021   13:42 Diperbarui: 13 Juli 2021   13:58 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BrantasMedia.ID _ Opini_ Kesehatan -ddf- Apakah Saya ini Penderita  Nervous serius ataukah  Komplikasi  BIPOLAR , Sizofrenia, Imbicyle, Doble personality, Hisparia ,  Depressi atasu sekedar setress, semua enggak jelas atsau  yang nggak jelas semuanya , satu RT seolah olah mengalami gangguan kejiwaan semua , hari hari selalu  berhadapan dengan  Oarang menderita gangguan kejiwaan ODJG -la OO lha lha.

 Whualah  gimana  lagi aku mau ngomomng apa saja, sudah enggak ada yang nggugu dan percaya , temen temen lama saya saja semua sudah hampir saja tidak mengenali wajah dan karakter saya melihat Kondisiku yang memprihatinkan ini , ini bukan mengeluh Lho ya , ini hanyalah berbagi perasaan barangkali ada yang empati dan tersentuh hatinya  Untuk membantu aku  untuk dapat membantu Tetangga tetangga aku yan g semua menderita seperti Itu , didepan mata , di sepasang parau , di sebelah belakang rumah , di timur , barat dan selatan , semua sudah parah sangat parah akut , dimana Negara tidak hadir membantu Kesulitan Kami .

Sayasemakin Hilang akal , bingung mau ngomong sama siapa, ngomong dari mana  , apalagi yang mereka dan Orang tua mereka  juga menderita Menyok minyokan ( maaf tanpa sebut )  dan apa tentang Gerangan  Penderitaan Model Penyakit apa yang Mereka  derita , sampi sampai akut menjalar dan yang melanda lingkungan  Desaku yang terkenal terbesar dan terkecil  bernama  KR  di Indonesia. aku frustrasi dan Hopeless tingkat dewa  ..berat paro rawuh istilah eyang saya , apalagi  melihat korban  berjatuhan setiap hari , baik yang terpapar maupun yang meninggal dunia.  

Penderitaan itu  ditambah lagi  sudah   memikirkan  masa depan pendidikan anak-anak kami yang serba kekurangan , ibarat makan saj sehari hari kami kembang kempis  , nggak tahu yang kami Makan nanti  nanti, hampir dua tahun   Rumah tangga kami  hampir kolap , dengan krisis yang kami hadapi  karena  tong beras kosong dan  Sekolah anak anak pendukung pendidikan anak anak kami  mati suri akibat Covid. 

Biaya yang  semakin mahal dan tinggi dan sudah tidak masuk akal  Kalau Kapitalisasi poadat modal atas Mahalnya pendidikan nasional kita, akan dibebankan semua Pada masyarakat , Karena negara malahan akan memungut Pajak pendidikan ini bagaiman .  keadaan ini., itu tidak tercermin  dalam cita-cita Luhur  Pancasila dan undang-Undang Dasar 1945.   Kedepan  nantinya Pendidikan jadi barang muahaal , super mahal ,Pendidikan hanya milik orang kaya,Pemilik Modal kapital ,ditambah lkagi beban asuransi  Kesehatan bukan menjadi hak seluruh rakyat Indonesia, kami hanya dipaksa membayar saja yang katanya asuransi yang sudah tidak menjamin apa apa kepada kami .

Apa yang salah dari penanganan covid yang lambat ini sehingga ribuan korban berjatuhan?? Semua. Kita semua ikut andil dalam memperburuk suasana. Negara tidak sanggup lagi menjamin keselamatan rakyatnya. Kita rakyat tidak sanggup menjaga agar pemerintah patuh pada amanat Negara.

Apakah Kita menciptakan:Poal Penjajahan baru Pada negara  sendiri  dan menghidupkan Kembali budaya feodal. Kita menciptakan Para cukong dan Kompeny , Poenguasa penguasa kecil dan sendiri penguasa-penguasan yang lalim dan korup dan kita semua andil Kita mengaminkannya dalam membudayakan hidup tidak sehat, KKN , Kolusi, korupsi berjamaah , mengentengkan semua hal dan pelit kepada Pendidikan dan  kesehatan.

Lantas  Kalau sudah begini masih bermoralkah orang-orang  yang ingin Negara tetap di atur oleh mereka yang hanya memikirkan infrastruktur, modal dan  proyek besar, NKRI Harga mati  seolah hanya tinggal slogan - slogan dan Jargon ..tanpa Jiwa dan tanpa semangat .

Sholihul hadi , Alumni IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta , 1991

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun