Mohon tunggu...
Subakti Indrajaya
Subakti Indrajaya Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya seorang guru bagi diri saya sendiri dan semoga bisa menjadi guru yang baik bagi anak-anak, istri dan orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tuhan Diciptakan oleh Akal dan Pikiran Manusia?

22 Januari 2023   09:29 Diperbarui: 22 Januari 2023   09:51 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tuhan diciptakan oleh akal fikiran manusia?

Dulu saya hampir membenarkan konsep Tuhan ada karena diciptakan manusia melalu fikirannya.

Ketika manusia  ada dalam keadaan terhimpit, terombang ambing di tengah lautan, tersesat di hutan dalam keadaan sendirian, jatuh ke jurang, kelaparan yang sangat,  tertekan oleh hutang yang menggunung dan beragam kesulitan lainnya yang mencekam yang hampir-hampir kematian akan mendekatinya, dengan kesulitan tersebut LOGIKApun  sudah tidak memiliki solusi positif lagi...tanpa dipikirkan dan tanpa diundang, NURANI terdalamnya spontan berteriak membutuhkan sandaran, sosok yang sangat kuat yang bisa menyelamatkannya...Kebutuhan hadirnya sosok penolong secara spontan ketika  dalam keadaan lemah, putus asa dan tidak lagi memiliki harapan dari sekitarnya itu menjadi alasan (anggapan) bahwa Tuhan itu diciptakan oleh pikiran manusia, dan sosok tersebut  manusia menamakannya dengan nama "Dewa, Roh penolong, Tuhan, Sang Maha Kuat, dan nama lainnya".

Tapi Alhamdulillah sekarang Allah mengajarkan saya menjadi mengetahui yang dulu saya tidak ketahui.

Ternyata kebutuhan manusia atas SOSOK  SANG PENYELAMAT itu tidak datang begitu saja akan tetapi konsep itu sudah ditanamkan oleh Allah SWT kepada setiap manusia semenjak manusia ada di dalam sulbi ibunya namanya adalah konsep TUHAN, konsep TUHAN tersebut akan muncul, keluar  jika manusia dalam kondisi sangat tertekan kritis, putus asa dan tertekan oleh suatu keadaan.

Artinya: Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)". (Al-A'raf : 172)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun