Mohon tunggu...
Subakti Indrajaya
Subakti Indrajaya Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya seorang guru bagi diri saya sendiri dan semoga bisa menjadi guru yang baik bagi anak-anak, istri dan orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Contoh Membuat LK 3.1 Menyusun Best Practices PPG Daljab 2022

8 Desember 2022   21:41 Diperbarui: 8 Desember 2022   22:20 4095
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di bawah ini adalah cara Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice)  Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak) dalam menigisi LK 3.1  salah satu tugas akhir pada program PPG Daljab LPTIK UPI Bandung. Semoga bisa bermanfaat bagi rekan guru lainnya.

LK 3.1 Menyusun Best Practices

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice)  Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)

Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran

 

 Lokasi                                        : SMPIT Al-UKhuwah

Lingkup Pendidikan            : Sekolah Menengah Pertama

Tujuan yang ingin dicapai :Menerapkan bentuk numerasi (grafik, tabel atau diagram) dalam pembelajaran PKn disesuaikan  dengan KD yang tepat.

Penulis                                      : Subakti Indrajaya, SH.

Tanggal                                     : Kamis, 8 Desember 2022

         

Situasi: 

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.

Latar belakang masalah dari praktik pembelajaran ini adalah;

  • Pembelajaran pada mata pelajaran PKn kurang memahami dan kurang bisa mengembangkan pembelajaran yang menerapkan bentuk numerasi
  • Kekurang fahaman guru dalam memahami konsep dan implementasi pembelajaran berbasiskan numerasi
  • Pembelajaran masih terpusat kepada guru
  • Siswa masih memiliki persepsi bentuk numerasi itu hanya bisa diterapkan di dalam pembelajran eksak saja.

Praktik ini penting untuk dibagikan, karena menurut saya masih cukup banyak guru yang memiliki masalah yang sama seperti yang saya alami, banyak yakni menurut saya masih cukup banya guru yang menganggap penerapan bentuk numerasi itu hanya bisa diterapkan di dalam pembelajaran eksak saja mereka berfikiran bentuk numerasi tidak bisa diterapkan dalam pembelajaran non eksak. Harapan saya praktik pembelajaran ini selain bisa memberikan pengalaman dan motivasi untuk diri saya sendiri diharapkan juga dengan praktik ini menginspirasi bagi guru lainnya.

Peran dan tanggung jawab dalam praktik ini adalah saya sebagai guru mempunyai tanggung jawab untuk melakukan proses pembelajaran yang inovatif, efektif, berwawasan abad 21 dengan pendekatan TPACK, CTL dan saintifik sehingga tujuan pembelajaran dan hasil belajar siswa dapat tercapai sesuai yang diharapkan.

Tantangan : 

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,

Tantangan yang muncul diantaranya adalah;

  • Tantangan diri yang saya hadapi adalah minimnya pengetahuan dan pemahaman dalam menenetukan KD, model pembelajaran, pendekatan, pemahaman konsep numerasi.
  • Sarana prasarana sekolah yang terbatas adalah tantangan lainnya yang saya hadapi.
  • Kondisi siswa yang memiliki karakteristik dan latar belakang yang berbeda, memberikan tantangan bagi saya untuk membuat perencanaan pembelajaran yang berdiferensiasi

Dalam rencana aksi ini saya melibatkan siswa kelas IX, guru matematika serta Wakasek kurikulum.

Aksi : 

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini

Langkah-langkah yang saya lakukan untuk menyelesaikan tantangan yang muncul seperti yang telah disebutkan di atas, diantaranya adalah dengan:

Mengkonsultasikan dan sharing dengan Wakasek kurikulum guna memahami KD, model dan pendekatan pemeblajaran yang tepat juga sharing dengan guru mata  pelajaran Matematika terkait konsep numerasi dan penerapan numerasi yang bisa diterapkan pada materi PKn yang akan diajarkan.

Mengkomunikasikan kebutuhan media dan alat pembelajaran dengan Wakasek dan bagian Sapras sekolah.

Proses pembelajaran menggunakan model PBL, pendekatan saintifik, CTL dan menerapakan TPACK saya merasa sudah berhasil mendapatkan perhatian peserta didik dengan baik.

Startegi yang saya lakukan adalah Menyusun Langkah-langkah Perencanaan Pembelajaran dengan sistematika sebagai berikut:

  • Merumuskan tujuan khusus: menentukan kd yang tepat untuk bisa menerapkan numerasi dalam pembelajarannya
  • Memilih pengalaman belajar yang akan diterima siswa: memahamai karakteristik peserta didik.
  • Menentukan kegiatan belajar mengajar: menetukan model, pendekatan dan metode dalam pembelajaran.
  • Menentukan orang-orang yang terlibat dalam proses pembelajaran
  • Menentukan alat dan bahan untuk belajar
  • Memperhatikan ketersediaan fasilitas fisik
  • Merencanakan proses evaluasi dan pengembangan

Adapun tim yang terlibat dalam Menyusun praktik pembelajaran ini; Siswa peserta didik kelas IX, guru mata pelajaran PKn, Wakasek kurikulum dan guru Matematika

Materi pembelajaran yang diterapkan dalam praktik ini adalah ; "Makna Harmoni Keberagaman Masyarakat Inodensia".  Proses PBMnya adalah peserta didik akan diminta membuat diagram batang dari keberagaman masyarakat Indonesia dengan mengambil kasus kontekstual di lingkungan keluarga masing-masing dengan mengambil data kuantitatif keberagaman gender, sosial, budaya dan ekonomi.

Refleksi Hasil dan dampak 

Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?  Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut

Dampak yang didapat dari praktik pembelajaran yang telah dilakukan cukup efektif, peserta didik memahami dan bisa mempraktikan penerapan numerasi dalam pembelajaran PKn (sosial) yang selama ini dianggap numerik itu hanya bisa diterapkan dalam pembelajaran yang berbasikan eksak saja.

Respon dari Wakasek kurikulum, kepala sekolah dan guru matematika cukup positif sama-sama bisa sharing cara penerapan numerik pada mata pelajaran non eksak.

Faktor yang sangat mendukung keberhasilan pembelajaran yang diterapkan adalah adanya sharing kerjasama yang baik antara saya sebagai guru mata pelajaran PKn dengan stake holder terkait.

Pembelajaran penting bagi saya adalah, saya, guru-guru dan peserta didik mendapatkan pengetahuan, pemahaman, pengalaman pembelajaran yang baru dalam hal menerapkan bentuk numerasi dalam pembelajaran PKn.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun