Mohon tunggu...
Subakti Muttaqin
Subakti Muttaqin Mohon Tunggu... Relawan - Interpreter

Ponakan Ondel-ondel

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tradisi Palang Pintu Sarat Makna Nilai-Nilai Positif

12 Agustus 2024   15:17 Diperbarui: 12 Agustus 2024   15:28 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: Subakti Muttaqin

Betawi, sebagai salah satu suku asli Jakarta, memiliki kekayaan budaya yang sangat kaya dan beragam. Salah satu tradisi yang paling menarik dan penuh makna adalah "Buka Palang Pintu." Tradisi ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga simbol nilai-nilai luhur, persaudaraan, dan kepercayaan yang telah diwariskan turun-temurun. Buka Palang Pintu, yang telah diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh pemerintah pada tahun 2015, merupakan perayaan kebanggaan identitas Betawi yang harus terus dilestarikan. melalui domain Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan-Perayaan.

Buka Palang Pintu adalah tradisi yang biasanya digelar dalam rangkaian acara pernikahan adat Betawi. Acara ini menggambarkan proses negosiasi antara pihak keluarga mempelai pria dan wanita sebelum sang pria bisa bertemu dengan calon istrinya. Filosofinya sangat dalam, yaitu simbolisasi dari perjuangan seorang pria untuk mendapatkan restu dan keyakinan bahwa ia layak menjadi bagian dari keluarga besar mempelai wanita.

Palang pintu, secara harfiah berarti 'pintu yang tertutup', menjadi metafora dari berbagai rintangan dan ujian yang harus dilalui seorang pria. Dalam konteks ini, sang pria harus menunjukkan keberaniannya, kemampuan bela diri, serta kecakapannya dalam berpantun sebagai bentuk ujian sebelum diperkenankan masuk. Ujian ini menjadi cara untuk mengukur kesungguhan dan kesiapan pria dalam memulai kehidupan berumah tangga.

Prosesi Buka Palang Pintu dimulai dengan kedatangan rombongan pengantin pria di rumah mempelai wanita. Mereka disambut oleh keluarga besar mempelai wanita yang telah menyiapkan palang pintu sebagai simbolisasi rintangan. Seorang jago silat dari pihak mempelai wanita akan menghadang dan menantang jago silat dari pihak mempelai pria. Pertarungan ini tentu saja bersifat simbolis, namun penuh dengan gerakan silat yang indah dan mengagumkan.

Selain silat, pantun juga menjadi bagian yang tak terpisahkan dari prosesi ini. Pantun yang dilontarkan biasanya berisi sindiran, rayuan, hingga pujian yang dibalas dengan cerdas oleh kedua pihak. Pertarungan pantun ini bukan hanya hiburan, tetapi juga menunjukkan kecerdasan dan kepiawaian dalam berbahasa, serta memperlihatkan hubungan yang harmonis antara kedua keluarga.

Berikut adalah beberapa contoh pantun yang bisa digunakan dalam tradisi Buka Palang Pintu Betawi. Pantun-pantun ini bernuansa lucu, namun tetap sarat dengan pesan bermakna:

Pantun dari Pihak Mempelai Wanita:

Pantun 1:

Beli rambutan di pasar Minggu, 

Rambutnya merah disimpan rapi. 

Wahai tuan datang berlagu, 

Apa maksud kaki menepi?

Pantun 2:

Pergi ke sawah menanam padi,  

Jangan lupa bawa alatnya.  

Jangan main-main sembarang hati,  

Kami di sini jaga pintunya!

Pantun 3:

Ke pasar beli pepaya,  

Tidak lupa beli tomat.  

Kalau ingin menjemput si dia,  

Tunjukkan dulu ilmu silat!

Pantun dari Pihak Mempelai Pria

Pantun 1:

Naik sampan dayung dikayuh,  

Sampan dibuat dari kayu.  

Kami datang dengan hati yang sungguh,  

Ingin menjemput calon istri yang ayu!

Pantun 2:

Burung dara terbang rendah,  

Terbang tinggi ke atas awan.  

Hati ini takkan menyerah,  

Apapun rintangan akan kami lawan!

Pantun 3:

Ambil air cukup setangkup,  

Air dituang ke dalam gelas.  

Silat kami memang terbilang cukup,  

Namun niat kami tulus dan ikhlas!

Pantun Penutup dari Pihak Mempelai Wanita

Pantun 1:

Ke pasar jangan lama-lama,  

Jangan lupa beli cuka.  

Tuan datang memang tak percuma,  

Silakan masuk, pintu pun kami buka!

Pantun 2:

Naik delman keliling kota,  

Perginya bareng teman sejawat.  

Tuan datang membawa cinta,  

Pintu terbuka, silakan lewat!

Pantun 3:

Memasak ketupat di atas api,

Ketupat dipotong di atas talenan.  

Silat tuan sudah kami akui,  

Pintu terbuka, langsung ke pelaminan!

Pantun-pantun ini menambahkan suasana ceria dalam prosesi Buka Palang Pintu, sekaligus menunjukkan kecerdasan dan kekompakan kedua pihak keluarga dan tentunya bisa menambah semarak acara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun