Mohon tunggu...
Subagiyo Rachmat
Subagiyo Rachmat Mohon Tunggu... Freelancer - â—‡ Menulis untuk kebaikan (titik!)

(SR Ways) - Kita mesti peduli dengan sekeliling kita dan bisa berbagi sesuai kapasitas, kadar dan kemampuan masing-masing sebagai bagian dari masyarakat beradab.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Pandemi Covid-19 Telah Mengantar Kita Kembali ke Baseline Kehidupan

20 Juli 2020   10:00 Diperbarui: 20 Juli 2020   10:09 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

(Sebuah abstraksi tentang Pembangunan, Manusia dan Lingkungan)

Hikmah apa yang bisa kita petik dari pandemi Covid-19 ini? Saya termasuk orang yang meyakini bahwa alam dan kehidupan itu ada fase jedanya, apapun dan itu sepertinya sudah menjadi hukum alam, sunatullah, karena alampun juga ingin kembali ke fitrahnya yang sehat dan seimbang.

Sebuah pasukan militer tak mungkin sepanjang waktu menyerang terus-menerus, pasti ada fase jeda dan kembali ke barak (baseline) untuk menata logistic, penyegaran dan berbagai strategi yang akan kembali diambil. 

Sebuah tim sepakbola yang terkenal dengan sepakbola menyerang, juga tak selamanya selama 90 menit melakukan serangan frontal terus menerus, ada waktunya kembali ke baseline pertahanan, guna menata kembali berbagai strategi yang akan dipilih untuk kembali menyerang. 

Burung-burung pagi hari meninggalkan sarangnya seharian mencari kehidupan di alam, petang hari kembali ke sarangnya untuk istirahat, demikian seterusnya. Juga kita selalu mendambakan kenyamanan rumah tinggal dan rumah tangga di rumah sebagai tempat kita kembali setelah seharian bekerja di luar rumah.

Wabah global covid-19 membuat hampir semua negara di dunia melakukan langkah-langkah kedaruratan, seperti lockdown atau di Indonesia menggunakan terminology karantina wilayah atau PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), kegiatan-kegiatan industry dihentikan, aktivitas transportasi udara nyaris lumpuh total, pergerakan manusia juga mengalami penurunan stagnasi - hal ini bagi alam ternyata adalah menjadi hal positive, karena mengakibatkan dunia mengalami perbaikan kualitas udara sebab berkurangnya tingkat gas Nitrogen (NO2) di udara akibat penurunan aktifitas transportasi dan manufaktur yang bisa dikatakan ekstrim, termasuk juga berbagai kota besar di Indonesia sebagai indikator. 

Barangkali Alam memang sedang menata keseimbangannya kembali setelah mengalami "kelelahan" akibat kegiatan manusia yang mungkin sudah melampaui batas-batas keseimbangannya dengan alam. Kini, langit menjadi tampak membiru - mungkin adalah pertanda keinginan untuk kembali ke baseline fitrahnya.

Banyak ayat-ayat Al Quran berbicara tentang alam, penciptaan dan keseimbangan- sebagai petunjuk dan peringatan dari sang Khaliq kepada manusia,salah satunya boleh kita kutip satu ayat dari Surah Ar-Ruum, QS 30- 41 ''Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka,agar mereka kembali (ke jalan yang benar)''.

Semoga bisa menjadi renungan dan introspeksi umat manusia di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia, baik masyarakat maupun para pemimpin negeri.

Wabah dunia covid-19 semestinya bisa membentuk pola pikir (mindset) dan mentalitas baru kita terhadap kenyataan yang terjadi bahwa tak ada satupun di dunia ini yang tau kapan pandemi covid-19 ini akan berakhir setelah lebih dari 8 bulan melanda dunia. 

Ketika manusia dengan keterpaksaannya dan kesedihannya menghentikan hampir semua aktifitasnya, ternyata itu justru membuat alam  "tersenyum"- karena kualitas udara menjadi lebih baik, sehingga langitpun dengan senang hati mau menampakkan fitrahnya yang berwarna biru, dan lingkunganpun menjadi lebih sehat. Itulah baseline kehidupan yang mesti kita jaga, kehidupan dengan keseimbangan alam dan lingkungan.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun