Mohon tunggu...
subadli
subadli Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Air Terjun Bissapu di Bantaeng (Sulawesi Selatan)

19 Mei 2016   10:55 Diperbarui: 19 Mei 2016   11:14 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Air terjun bissapu terletak di desa bonto salluang kec,bissapu Bantaeng, lokasinya sekitar 3 km dari kota bantaeng. Dapat di tempuh kendaraan dengan waktu 15 menit dan melawati jalan yang menanjak dan berkelok-kelok. Air bissapu jatuh dari ketinggian 100 metar dari puncak gunung. Arinya sangat jernih, lagi pula panorama alam di sekitar kawasaan itu ybang terdiri dari pegunungan dan banyak di tumbuhi pepehonan yang beusia ratusan tahu, membuat hawa di daerah itu semakin sejuk dan dingin. Di dalam kawasan hutan banyak terdapat satwa liar, seperti kera, juga burung, anekaragam, dimana kicauwan burung banyak meghiasih kawan air terjun itu.

Menurut cerita masyarakt sekitar objek wisata. Bahwa pada zaman kerajaan sawerigading dulu, adalah salah seorang putri dari kerajaan luwu yang hamil di luar nikah. Kejadian itu membuat keluarga kejaraan semakin terhina di masyaraktanya, karena iyalah yang harus menjadi contoh, toh, justru anaknya yang berbuat demikian. Namun sebagai penguasah yang teguas melaksakan aturan, siapa saja yang mengotori kampung, seprti bezina, akan di tegglam kan di laut atau di air yang termaksud anaknya harus menghadapi hukam seberat itu. Karana kalau tidak di ambil tindakan demikian, maka dosanya akan menimpa seluruh rakyat negri itu. Bencana akan akan melandan negri luwu bila mana ada warga yang mengotori negrinya.

Walauh pahit bagi raja, anaknya yang berbuat demikian bersama kekasihnya harus di hukum. Keduanya di ikat tak bisa bergerak kemudian di bawah ke tempat yang jauh dari negri luwu. Pengawal itu membawanya sampai jauh, hingga sampai ke negri Bantaeng. Di Bantaeng pengawal itu melihat sebuah air terjun yang jatuh dari ketinggain 100 meter maka di tempat itu lah, tuan putri dan lelaki pasangannya di eksekusi lalu di buang masuk ke air terjun. Ketitak bada tuan putri sampai terjuh di dasar air, air itu kemudian tersembur ke atas atau dalam bahasa makassar konjo disebut (JENNE TASSAPPU), yang kemudian di nama kan “BISSAPPU” aritnya air yang memancur karna jatuh dari ketinggian.

Dari cerita masyarakat itu, orang tua pada zaman dulu masih mempercayai bahwa mandi di air terjun bissappu, membuat buat pasangan semakin akrab dan harmonis, apakah kah itu suami idtri atau pasangan muda-mudi yang lagi pacaran membuat merka semakin akrab sebagia mana halnya tuan putri dari negri luwu dan kekasihnya. Menrut warga sekitar, tuan putri luwu itu hingga kini masih sering menampakan dirinya dengan berpakian putih, terutama pada disiang hari. Pernah ada orang berfoto di sisi batu, dan hasilnya ada penampakan tuan putri di dalamnya. Padahal di saat berfose, tak satupun ada di dekatnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun