Mohon tunggu...
Suasti Ngh
Suasti Ngh Mohon Tunggu... -

Kecanduan Detektif Conan dan Harry Potter. Doyan dengan segala hal berbau matematika ^_^

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Karna Parwa : Malam Terakhir Radheya (Salya, Kusir Radheya)

29 Maret 2011   08:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:19 842
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

MALAM TERAKHIR RADHEYA

Duryodhan kecewa karena Radheya tidak membunuh Arjuna, juga saat melihat Radheya melepaskan Nakula. Tapi ia tidak mengatakan apapun. Radheya berkata bahwa besok ia akan mamenuhi janjinya untuk membunuh Arjuna. Malam harinya Duryodhana berbincang dengan Radheya. Radheya memaparkan keunggulan yang dimiliki oleh dirinya danjuga Arjuna.

Radheya mengakui keunggulannya dari Arjuna karena ia memiliki astra dan senjata yang lebih kuat dari yang dimiliki Arjuna. Namun Arjuna juga lebih unggul darinya karena ia memiliki tempat panah yang takkan habis isinya, ia juga memiliki kereta Dewata, kuda-kuda Dewata dan memiliki kusir yang sangt hebat, Krsna pelindung jagat raya. Radheya menyadari bahwa dia lebih unggul tapi dia tidak memiliki kusir yang baik. Karena itu Radheya maminta Duryodhana untuk mengangkat Salya sebagai Kusirnya, karena Salya sama hebatnya dengan Krsna.

Walau Duryodhana menyanggupi untuk membujuk Salya agar mau menjadi kusir Radheya, Rhadheya tahu itu tak kan terlalu berguna. Salya takkan bisa menandingi Krsna. Salya tidakkan menjadi seperti Krsna pada Arjuna, bahkan Salya sangat benci padanya. Ia tahu ia akan mati besok. Ia teringat pada gurunya, Bhargava. Gurunya berkata bahwa ia akan melupakan mantra yang paling ia butuhkan. Ia akan membutuhkannya besok dan ia tahu ia akan melupakannya. Kutukan Brahmana mengatakan bahwa keretanya akan terpuruk dan ia akan terbunuh bahkan di saat ia belum siap. Radheya menyambut kematiannya. Ia akan sangat tenang setelah semua kehidupan menderita yang telah ia alami sepanjang hidupnya.



SALYA, KUSIR RADHEYA

Hari ketujuh belas telah tiba. Pagi-pagi sekali Duryodhana menemui Salya. Dia memohon Salya untuk mau menjadi kusir Radheya. Namun mendengar permintaan itu Salya sangat marah, ia merasa dihina karena harus menjadi kusir kereta seorang Sutaputra. Duryodhana tak mau menyerah, karena ia telah berjanji pada Radheya untuk menjadikan Salya sebagai kusirnya hari ini. Duryodhana memohon dengan air mata berlinang di depan Salya. Dia berusaha membujuk Salya dengan rayuan-rayuannya. Salya akhirnya luluh juga dengan rayuan Duryodhana.

Sebelum pergi meninggalkan Salya, Duryodhana menambahkan ceritanya bahwa ia memiliki firasat bahwa Radheya yang agung adalah seorang ksatriya, bukan seorang Sutaputra, ia sangat yakin akan hal itu. Dan duryodhana menmbahkan bahwa Salya tidak akan menyesal menjadi kusir Radheya. Salya memeluk Duryodhana dan berjanji akan menyenangkan hatinya sebisa mungkin.

Salya menyiapkan kereta Radheya yang agung dan membawa Radheya menekati pasukan Pandava.

Bersambung - YUDHISTHIRA DILUKAI RADHEYA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun