Mohon tunggu...
Asria
Asria Mohon Tunggu... Guru - Fils mon cher épice de sucre séduit.

Aci lulusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Asli Cipanas – Cianjur. Datang dari kota kecil penuh makna dan tempat kenangan. Waktu kuliah lebih banyak tinggal di Bandung. Sekarang Aci tinggal di Banyuwangi dan bekerja di salah satu SMP dan lembaga bimbingan. Aci senang musik, tayangan, buku, dan berbincang dengan sedikit orang. Sedang belajar meditasi dan menerapkan filosofi stoik dan minimalism. Aci sering memotret terutama makanan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Apa yang Aku Pelajari di 2021?

2 Februari 2022   15:12 Diperbarui: 2 Februari 2022   16:00 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Aku merasakan banyak yang berubah dari diriku seiring berjalannya waktu. Selama 2021, aku banyak belajar dan bertumbuh. Tahun 2021, aku mempelajari tentang minimalism dan stoicism. Dari keduanya aku mempelajari tiga hal yang paling merubah hidupku.

  1. Penerimaan. Aku mempunyai banyak persoalan dalam hidup entah karena pilihanku sendiri, kecerobohanku, atau karena faktor eksternal. Di antara kalian pun pasti mengalami hal serupa. Dulu, aku menghadapi masalah dengan mencari-cari siapa yang salah untuk menguatkan diriku atau lari dari masalah. Ternyata hal itu tidak membuat masalah selesai atau selesai lebih lama, aku pun merasa tidak tenang. Ketika aku menghadapi masalah dengan "menerima" terlebih dahulu, masalah lebih cepat selesai, masalah lain selesai meskipun tidak cepat, dan yang terpenting adalah aku merasa lebih tenang. Aku tidak menyalahkan diriku atau orang lain atas masalah yang aku hadapi dan itu membuatku lebih damai.
  2. Menggunakan hal yang penting dan dibutuhkan. Aku terhitung orang yang sangat terikat secara emosional terhadap suatu barang. Menumpuk barang, menyimpan barang untuk jangka waktu yang lama, bahkan mengoleksi hal yang sebetulnya tidak perlu. Perlahan, kebiasaan itu aku lunturkan sejak menerapkan hidup minimalis. Bagaimana rasanya? Hidupku menjadi lebih ringan. Setiap barang pasti memiliki memori dan jika disimpan terus menerus roh dari emori itu akan terus menerus memenuhi ruang. Ketika aku melepaskannya satu persatu, ruang itu terasa lebih lega. Kelegaan itu mempengaruhi kehidupanku. Rasanya lebih ringan. Hal ini bukan berarti aku sama sekali tidka membeli yang kuinginkan, tapi membeli sesuatu yang kuinginkan lebih diminimalisir. Aku masih belajar menerapkan minimalism sedikit demi sedikit.
  3. Dalam filosofi stoik, ada hal yang paling membuatku berubah banyak. Memikirkan apa yang dikatakan orang lain sampai mempengaruhi keseharianku terus menerus aku lakukan sampai menemukan filosofi ini. Kita tidak bisa mengontrol apa yang dikatakan orang lain atau apa yang dilakukan orang lain, yang bisa kita kontrol adalah diri kita. Ketika mendapat kritikan, yang aku lakukan sekarang adalah menerimanya dan jika menurutku harus diperbaiki untuk kebaikanku ya aku perbaiki jika tidak perlu yasudah. Dulu, aku terlalu banyak memikirkan kritikan hingga menyalahkan diriku atas kritikan tersebut. Tentu saja hal itu tidak sehat untukku.

Belajar itu terus menerus. Seiring waktu berjalan dan keadaan yang aku hadapi, aku banyak belajar tentang kehidupan. Pelan-pelan terus melangkah dan memperbaiki berbagai hal yang membuatku lebih sehat jiwa dan raga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun