Mohon tunggu...
Suargadinata
Suargadinata Mohon Tunggu... Insinyur - Business System Analyst, Traveler, Blogger

Seorang Business System Analyst yang suka jalan-jalan dan suka nulis Blog pribadi : www.lagidimana.me

Selanjutnya

Tutup

Money

Milenial dan Masa Depan Bisnis Ritel di Indonesia

24 Desember 2019   23:02 Diperbarui: 24 Desember 2019   23:36 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Milenial identik dengan anak muda dengan ketergantungan yang sangat tinggi pada gadget, yang berjiwa bebas, yang tidak mau terikat dengan aturan yang kaku dan yang ingin semuanya serba cepat. Pada tahun 2030 Indonesia diprediksi akan mengalami fenomena bonus demografi, yaitu suatu kondisi dimana 70% populasi warganya adalah usia produktif. Dan siapakah 70% usia produktif yang dimaksud? Mereka adalah generasi milenial yaitu generasi yang lahir di tahun 1981 hingga tahun 1999 dengan rentang usia saat ini sekitar 23 hingga 38 tahun. Milenial akan mendominasi populasi masyarat Indonesia dan sekarang dampaknya mulai terasa di bidang ekonomi, sosial bahkan politik.

Belum lama ini Presiden Jokowi mengumumkan jajaran menteri di kabinet terbarunya dan salah satu menterinya yaitu menteri pendidikan dan kebudayaan adalah seorang milenial usia 35 tahun pendiri perusahaan "Gojek". Selain itu, presiden juga mengumumkan telah menunjuk 7 anak muda menjadi staff khusus presiden dengan rentang usia 23 hingga 36 tahun dan salah satunya adalah CEO usia 29 tahun pendiri perusahaan "RuangGuru" yang merupakan aplikasi belajar online terbesar di Indonesia. Milenial sedang berjaya di hampir semua negara. Di Malaysia menteri pemuda dan olahraganya berusia 27 tahun, menteri energi berusia 29 tahun. Di Austria, menteri luar negeri berusia 27 tahun, di Irlandia menteri keuangan berusia 27 tahun, dan ada banyak lagi prestasi yang berhasil diraih generasi milenial di sektor lain seperti ekonomi dan sosial. Namun milenial ibarat pedang bermata dua, di satu sisi menguntungkan di sisi lain sebaliknya, milenial bisa menjadi pembunuh bisnis yang kejam!

Para analis menyimpulkan bahwa masa depan bisnis ritel adalah e-commerce, dan analisanya nampaknya benar dengan banyaknya perusahaan e-commerce yang bermunculan dengan sistem IT yang canggih serta dukungan berbagai macam channel pembayaran digital. Kehadiran perusahan ritel e-commerce berhasil membuat perusahaan ritel konvensional gulung tikar. Masih hangat dalam pemberitaan sepanjang tahun 2017 hingga 2019 ada banyak perusahaan ritel di Indonesia yang tutup: Tahun 2019 Hero & Giant melakukan pentutupan 26 gerai dan pemecatan 532 karyawan, lalau diikuti penutupan gerai Central Neo Soho dan Centro Plaza Semanggi, lalu penutupan semua cabang Debenhams berturut-turut mulai dari gerai di Kemang Village, Supermall Karawaci dan terkahir di Senayan City. Tahun 2017 juga terjadi penutupan semua gerai Lotus termasuk gerai yang paling besar di Thamrin, lalu penutupan gerai Matahari Pasaraya Blok M dan Pasaraya Manggarai dan penutupan seluruh gerai 7 Eleven dan banyak lagi. Prediksi analis nampaknya tidak hanya untuk bisnis ritel namun meluas ke bisnis transportasi dan perhotelan. Di bisnis transportasi, para pengusaha taksi mengeluhkan terjadi penurunan pendapatan karena kian tergerus serbuan transportasi berbasis online seperti Gocar dan Grabcar. Di bisnis perhotelan, tingkat okupansi hotel juga kian turun akibat kehadiran Airbnb, booking.com dan aplikasi serupa dengan konsep home rent yaitu rumah disewakan dengan harga lebih murah dari hotel.

Baik bisnis ritel, transportasi maupun hotel konvensional hampir dipastikan memiliki permasalahan yang sama: kekurangan pelanggan karena terjadi pergeseran gaya hidup! Internet dan kemudahan pembayaran digital adalah salah satunya faktornya. Ada banyak ekosistem platform jual-beli, akomodasi dan transportasi online yang menawarkan cara beli dan bayar yang sangat praktis dengan harga yang lebih murah, cukup menggunakan smartphone dan koneksi internet, tidak perlu repot-repot keluar rumah. Mungkin kita sudah familiar dengan platform e-commerce seperti BukaLapak, Tokopedia dan Shopee. Situs ecommerce tersebut sekarang menjadi kian populer dan menjadi pilihan dalam pemenuhan kebutuhan mulai dari kebutuhan sehari-hari seperti beli pakaian, sepatu, sabun, detergen hingga beli barang elektronik bahkan furniture. Seperti bisnis konvensional, bahkan persaingan di bisnis e-commerce pun kian sengit. Guna menarik pelanggan sebanyak-banyaknya, strategi marketing dikemas semenarik mungkin hingga perusahaan e-commorce tersebut menyewa artis bahkan boyband sebagai brand ambassadornya: Dian Sastro pernah menjadi ikon di BukaLapak, Isyana Saraswati di Tokopedia, Prilly Latuconsina di Shopee, Raline Shah di Berrybenka, Raisa di Elevania bahkan Oktober 2019 Tokopedia rela membayar mahal boyband asal Korea Selatan, BTS, untuk memperluas pangsa pasarnya ke para pecinta Kpop. Sebelumnya strategi ini telah dilakukan Shopee dengan menggaet Girl Band asal Korea Selatan, Blank Pink. Kira-kira dengan strategi marketing di atas maka segmen mana yang diincar? Tentu saja, milenial.

Namun walaupun bisnis retail online menawarkan solusi atas permasalahan akibat pergeseran gaya hidup milenial dari cara konvensial menjadi digital, bisnis online juga menawarkan tantangan. Berdasarkan laporan yang dirilis google dan temasek tahun 2019, Indonesia menempati posisi pertama negara dengan nilai transaksi e-commerce tertinggi di Asia Tenggara dengan nilai USD 21 miliar dan pada tahun 2025 diprediksi akan tumbuh menjadi USD 82 miliar. Semakin tinggi transaksi maka semakin banyak paket yang harus dikirimkan setiap hari sehingga hal ini bisa menjadi permasalahan bagi jasa ekspedisi atau pengiriman barang jika tidak segera diantisipasi, salah satu cara mengantisipasinya adalah dengan investasi di bidang teknologi informasi dan mesin sortir yang canggih.

Di era industri 4.0 dimana sudah banyak hal dapat dilakukan secara otomatis dengan kolaborasi antara bidang ilmu komputer dan teknik mesin, maka perusahaan dapat melakukan efisiensi dalam beberapa aspek produksi serta meningkatkan produktivitas secara signifikan. Efisiensi terjadi karena pertukaran informasi dalam proses produksi dapat dilakukan secara cepat tanpa campur tangan manusia dan peningkatan produktivitas terjadi karena volume pekerjaan akan semakin meningkat karena prosesnya semakin efisien, termasuk untuk kelogistikan.

Dalam bidang kelogistikan, implementasi konsep industri 4.0 ini dapat diterapkan mulai dari frontliner, manajemen pergudangan, tim dispatcher yang mengantarkan barang termasuk customer. Di sisi frontliner, keberadaan sistem IT yang canggih dapat membantu petugas bekerja lebih cepat dalam melakukan entri data hingga jumlah customer yang bisa dilayani per satu orang petugas bisa meningkat. Di bagian manajemen pergudangan, kombinasi antara sistem IT dan mesin sortir yang canggih dapat membuat proses sortir barang lebih cepat sehingga tim dispatcher dapat segera mengirimkan barangnya ke penerima lebih cepat juga. Selain itu dari sisi customer, karena setiap proses kelogistikan sudah dilakukan pencatatan secara komputerisasi mulai dari proses pick up/drop point, sortir dan pengiriman, maka customer dapat memantau paketnya secara realtime cukup dengan memasukan nomor resi pengiriman.

Walaupun terkesan akan membutuhkan investasi yang sangat besar, namun tidak perlu khawatir karena sudah ada perusahaan jasa pengiriman barang yang mulai menerapkan konsep ini di Indonesia, baik sebagian atau keseluruhan dengan kualitas yang memuaskan dan harga terjangkau, J&T Express sudah melakukannya.

Fakta seputar J&T Express :

Dari infografis di atas dapat kita ketahui bahwa J&T saat ini memiliki kapasitas pengiriman barang hingga 1 juta paket per hari dan sudah ekspansi ke luar negeri. Dengan fakta-fakta menarik di atas, tidak heran mengapa tidak perlu waktu lama hingga J&T Express mendapat penghargaan sebagai Top Brand untuk jasa pengiriman barang, cukup 3 tahun sejak didirikan dan sekarang J&T menjadi brand of choice. Kecanggihan sistem pelacakan barang, dukungan mesin sortir barang yang modern dan adanya ribuan drop point dan pick up point di seluruh Indonesia, mejadi alasan mengapa banyak konsumen baik business to business maupun business to customer memilih J&T Express untuk jasa pengiriman barang. Untuk layanan business to business, J&T Express telah bekerja sama dengan Bukalapak, Tokopedia dan Shopee. Untuk layanan business to customer, J&T Express menyediakan gratis layanan penjemputan barang di tempat dengan waktu pengiriman maksimal 3 hari untuk layanan standard.

Tiga Layanan J&T Express

Ketiga layanan J&T Express: Pengecekan Tarif, Pelacakan Paket dan Drop Point dapat diakses di website J&T Express di www.jet.co.id, sehingga pelanggan dapat melakukan pengecekan tarif dan mencari posisi drop point (kantor cabang) terdekat di rumah.

dokpri
dokpri
Dengan jumlah pengguna internet terbesar di Asia Tenggara dimana sebagian besar adalah milenial, pergeseran gaya hidup dalam skala besar adalah suatu hal yang pasti terjadi sehingga kini permasalahannya bukan lagi apakah sebuah perusahaan perlu menjual produknya secara online, tapi lebih tepatnya kapan akan mulai melakukannya? Bukan bagaimana cara mengirim barang ke customer namun seberapa banyak dan seberapa cepat barang customer dapat dikirimkan dengan aman dan harga terjangkau? Indonesia yang terdiri dari 17.000 pulau membentang dari Sabang hingga Merauke, menjadi suatu tantangan tersendiri bagi perusahaan ekspedisi manapun dalam distribusi barang. J&T Express hadir untuk menjawab tantangan tersebut. Dengan dukungan IT yang canggih, mesin-mesin yang modern, gudang penyimpanan yang banyak dan jaminan kemanan barang serta harga yang terjangkau serta didukung operasional J&T Express 365 hari dalam setahun termasuk hari libur yang tersebar di ribuan drop off dan pick up point di seluruh Indonesia, kini pebisnis ritel online bisa lebih fokus pada penjualan dan menyerahkan urusan pengirimannya ke J&T Express!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun