Dikisahkan dua orang  laki-laki berdiri dipinggir sungai untuk mengambil air. Laki-laki yang satu segera mengisi wadah yang ia bawa. Laki-laki yang satu lagi berdiam,  ia melihat sekelompok ikan kecil di dalam air yang jernih mondar mandir mencari makan.Â
Kemudian ia juga melihat keatasnya ada banyak burung terbang bebas. Ia kemudian bertanya kepada teman disampingnya "Apakah kita bisa berenang didalam air tanpa basah,?," tanyanya. "tidak mungkin," jawab temannya.Â
Dengan penuh penasaran ia bertanya lagi: "Apakah mungkin kita bisa terbang bebas seperti burung diatas sana," tanyanya lagi. "Sudahlah jangan berandai-andai yang gak jelas, kita tidak mungkin bisa seperti ikan apalagi berenang tanpa basah, kita juga tidak mungkin bisa terbang seperti burung, itu mustahil, hanya dewa yang bisa melakukan seperti itu," jawab temannya dengan nada jengkel.Â
Laki-laki tadi adalah salah satu dari sekian banyak pemuda yang memiliki rasa penasaran (keingintahuan) tinggi. Ia lantas menghiraukan jawaban temannya tadi. Ia selalu memikirkan pertanyaannya tadi dan berusaha untuk mencari jawabannya sendiri. Ia bersikeras dengan pendapatnya bahwa menurutnya manusia juga bisa berenang seperti ikan dan bisa terbang seperti burung. Demikian keyakinannya pada akal.
Meskipun ia bukan menjadi penemu tetapi ia menjadi salah satu orang yang membuka jalan pikiran manusia selanjutnya. Banyak generasi selanjutnya yang mengikuti jalan pikirannya. Prinsip berpikirnya jelas, tidak ada yang tidak mungkin, semua didunia ini faktanya serba mungkin. Akhirnya setelah melalui eksperimen berkali-kali, siapa sangka bahwa yang awalnya tidak mungkin sekarang menjadi mungkin dan terbukti seperti sekarang ini. Â
"Manusia bisa berenang dengan kapal selam ciptaanya, manusia juga bisa terbang dengan pesawat terbang ciptaanya,".
Sekali lagi saya ingin menegaskan bahwa bertanya adalah titik awal peradaban manusia dan semua yang ada didunia ini berawal dari ketidakmungkinan kemudian menjadi mungkin. Manusia harus terus bertanya untuk membuktikan bahwa ketidakmungkinan  itu mungkin.Â
Cara berpikir ini melekat pada orang-orang Barat. Oleh karena itu dalam perkembangannya peradaban mereka sekarang lebih maju dibandingkan dulu dimana mereka berada pada jaman kegelapan. Titik awal kemajuan mereka disebut Renaissance dan Aufklarung.Â
Meski demikan, kita Islam patut berbangga karena kemajuan peradaban Barat yang gemilang itu tidak lepas dari peradaban islam sebelumnya. Sebetulnya islam lebih dulu maju sebelum barat. Hanya saja pada masa kejayaan islam mereka mendapatkan pengaruh yang amat besar dari kejayaan islam dulu.Â
Banyak karya-karya tokoh islam yang diterjemahkan kedalam bahasa mereka dan kemudian dipelajari oleh mereka, bahkan tak sedikit hasil penemuan tokoh'tokoh islam diklaim oleh mereka.Â
Demikian tulisan ini ,,, "jadilah manusia bertanya ... karena bertanya menjadi titik peradaban," Suardi.Â