Mohon tunggu...
wacana_rakyat
wacana_rakyat Mohon Tunggu... Lainnya - Belajar
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Belajar

Selanjutnya

Tutup

Politik

Intelektual, Organisasi, dan Politik: Masalah Orientasi

11 Juli 2022   17:45 Diperbarui: 11 Juli 2022   17:53 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi/kompas.com

Oleh: Suardi

Pernyataan istilah intelektual dalam organisasi yaitu organisasi kemahasiswaan sering disebut dengan organisasi kaum intelektual. Bagi saya, intelektual adalah julukan bagi mereka yang  memiliki latar belakang pendidikan dan memahami suatu ilmu pengetahuan tertentu.

Sebagaimana diungkapkan oleh Siswanto Masruri, kaum intelektual adalah orang-orang yang dengan atau latar belakang pendidikan tertentu mampu menciptakan, memahami suatu ilmu pengetahuan dan menerapkannya dalam bentuk pemikiran atau ide, dalam berbagai aspek kehidupan.

Seorang intelektual haruslah memegang teguh nilai-nilai kebenaran dan idealisme, dengan kata lain seperti diungkapkan Julien Benda dalam bukunya _Tras Hison des Clercs_ para intelektual haruslah mereka yang pada dasar aktivitasnya tidak untuk mencapai tujuan-tujuan praktis. 

Namun, mengenai hal tersebut, Anas Urbaningrum dalam buku yang berjudul Lafran Pane: Jejak Hayat dan Pemikiran karya Hariqo Wibawa Satria justeru  mengungkapkan garis intelektual, organisasi dan politik dapat memunculkan masalah orientasi.

Menurut  Urbaningrum, ketika garis politik menjadi menastream (arus utama), maka dinamika akademis-intelektual menjadi menyempit. Sebaliknya, ketika garis intelektual menjadi menastream, terlihat bahwa kecerdasan dan ketajaman politik organisasi tidak pernah tumpul. 

Melihat gejala tersebut, Anas mengatakan bahwa tanpa harus mendikotomikan antara garis politik dan intelektual, terlihat beberapa kelemahan orientasi politik yang terlalu maju bagi organisasi kemahasiswaan. 

Pertama, orientasi politik dapat mendekatkan gerak dinamik organisasi pada sikap dan perilaku pragmatis. Hal ini mengakibatkan menguatnya peribangan-perimbangan praktis dalam dinamika organisasi.  

Kedua, orientasi politik cenderung membawa pada kondisi yang biasa disebut sebagai oligarki organisasi. Terjadinya kecenderungan elitisme yang sukar dihindari. 

Ketiga, orientasi politik cenderung lebih menguntungkan organisasi dalam arti personal dan sebaliknya memperkecil keuntungan dan kemanfaatan organisasi dalam makna institusi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun