Mohon tunggu...
Suara Kijoen
Suara Kijoen Mohon Tunggu... lainnya -

mencoba berbagi agar berarti

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Setelah SBY Membalas Surat Nazarudin

22 Agustus 2011   08:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:34 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bersyukur. Kata itu layak diucapkan dan disampaikan pada siapa pun yang mengerti bahasa Indonesia sebagai Bahasa Persatuan. Betapa tidak? Ketika SBY membalas surat Bung Nazarudin, paling tidak ada analogi yang di amanatkan oleh Amanat Kenegaraan, 1973, II: 82 , kepada SBY selaku Presiden tentang "bahasa yang tertib mencerminkan cara berpikir, sikap dan tindakan yang tertib pula. Dan ketertiban inilah kunci utama bagi berhasilnya pembangunan dan pembinaan bangsa.

Pada sisi lain, sangat mungkin SBY ingin menjalankan Ketetapan MPR No.11/MPR/1983 yang menyatakan bahwa bahasa Indonesia harus dibina dan dikembangkan serta digunakan "secara baik dan benar" (Kongres Bahasa IV :5). Ditambah kesadaran lain yang mungkin dimiliki SBY bahwa, mengabaikan tanggung jawab soal bahasa adalah sama dengan membiarkan bahasa nasional tercinta menuju kehancuran (Amanat Kenegaraan, 1972, II : 30-31).

Jadi, mari bersyukur dan pahami balasan surat SBY buat Nazarudin adalah langkah baik memelihara keagungan bahasa. Untuk itu, mari bersama-sama serentak menulis surat buat Presiden SBY, agar beliau merasa punya bahasa dan yang jelas merasa Negeri ini bukan melulu miliknya dan milik partainya.Selamat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun