jangan kau riwayatkan kenangan kita
suara perempuan itu mengusik pagi
gemanya menjelma awan kelabu
memenuhi langit-langit kamar
secangkir kopi dan secawan harapan pun
seperti tumpah, pecahan beling
memantulkan cahaya kesakitan
maka, perjalanan bathin pun menjadi purba
kota, terminal bahkan bandara
seperti serpihan luka
yang mengalirkan air mata
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!