Mohon tunggu...
Siprianus Bruto
Siprianus Bruto Mohon Tunggu... Lainnya - Memikirkan apa yang akan aku lakukan, dan melakukan apa yang telah aku pikirkan. Pencinta Sastra

Berdomisili di Flores, NTT, Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puan yang Tak Habis Dicintai

17 November 2020   06:00 Diperbarui: 17 November 2020   06:09 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: kredit foto Anjelah

Setiap kali fajar mencumbui bibir pagi
Wajahmu terbentang selalu dalam lembar-lembar doa  para Rahib
Selalu saja rindu mencabik raga saat  isi kepala menghadirkan bayang-bayang kata yang diberi nama nasehat dari mulut sucimu

Mama,
Puan yang tak habis dicintai
Aku selalu merayakan kata-kata bijak itu kala pelita asa mulai suram pada halaman hati
Namamu dan kata-kata bijak dari mulut penuh tulusmu selalu terngiang pada Indra

Mama,,,
Puan yang tak habis dicintai
Jejak-jejak kaki di pematang itu selalu diingat pada kenang yang tak mungkin dikecup lupa
Periuk yang menyimpan segala rahasia  perut tak mungkin menjelma sampah
Bakul yang selalu menghiasi pundakmu menjanjikan kenyang yang tak mungkin menghadirkan lapar

Mama,
Kaulah puan yang tak habis dicintai
Deburan cinta dan riak-riak rindu tetap berdenyut dalam gelas-gelas doa para gadis dan jejaka
Senyummu yang sumringah memancarkan tulus yang tak akan dilumat bohong
Pada senyummu yang tulus engkau menyembunyikan segudang derita, luka dan rindu yang tak mungkin kau ceritakan pada mulut-mulut ember dan tukang gosip

Mama
Puan yang tak habis dicintai
Aku ingin menyelimutimu dengan hangat doa yang tak pernah sudah
Akan cinta dan rindu selalu banyak padamu
Akan bahagiamu kuaminkan selalu di hadapan Sang Khalik
Thank you mom
Love you more

Clausura, November 2020.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun