Lama kami mengandung rindu
Dalam rahim-rahim ketabahan ibu
Semenjak secuil rindu berlutut di hadapan ayah-bunda
Hari ini rindu itu dilahirkan pada sua cinta di mezbah Yang Mahatinggi
Hening adalah saksi di hadapan Sang Khalik
Saat bibir-bibir tulus mengulas aksara janji cinta utuh tuk selamanya
Di dalam bahtera kasih abadi, kata-kata nazarmu tak lagi kau cabut
"Kamu bukan lagi dua melainkan satu"
Benarkah begitu puan dan tuan??
Waktu adalah jawaban yang kekal tentang sebuah nazar yang telah tuan dan puan ikat dalam kasih kerinduan
Atas nama cinta yang selalu dikecup rasa
Ingatlah janji yang telah puan dan tuan ikrarkan pada bibir polos di hadapan Tuhanmu hari ini
Tuan dan puan
Padaku tidak ada emas dan perak tuk dinamakan kado pada hari bahagiamu
Hanya sebait doa dalam lembar-lembar puisi dan aksara purba yang tak habis dilumat bibir yang mampu kutuangkan dalam gelas pernikahan tuan dan puan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H