Mohon tunggu...
Siprianus Bruto
Siprianus Bruto Mohon Tunggu... Lainnya - Memikirkan apa yang akan aku lakukan, dan melakukan apa yang telah aku pikirkan. Pencinta Sastra

Berdomisili di Flores, NTT, Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Dialog Horizontal: Antara Cinta, Ragu, dan Rindu yang Mencambuk

26 September 2020   21:42 Diperbarui: 26 September 2020   22:50 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sekolahbahasainggris.com

Angin: Ketika fajar menyingsing, ku bergegas bangun dari tidurku dan satu nama yg tak luput dari isi kepalaku yaitu Dirimu (Jingga Senja)
Yang sebentar lagi ia akan datang di penghujung hariku

Jingga Senja: Ketika salammu ku eja pada bibir sepi, sepoi menusukku ngeri. Hingga aku terlelap dalam buaian perasaan seperti bunga yang melambai karena "Angin". Kau, "Angin" adalah Sepoi yg menciut nyaliku tuk sejenak jeda pada batas lelah.
Terimakasih atas kejujurannya .

Angin: Cukup, cukup dikata "Angin" saja
Aku tak sanggup lagi tuk melafalkan bahkan melihat benda lain di semesta ini,  aku hanya seorang yang rapuh tuk bercinta pada kenyataan dunia. Tetapi mimpi merasukiku karena tidur yang tak pernah mau bangun oleh karena ketenangan sosok dia yang se-Jingga Senja

Jingga Senja: Pada bahagianya harimu, yang sejenak mengecup bayang. Itu hanya mimpi yang datang kalah nyata tak lagi berbicara ramah seramah aku padamu. Pada kesemogaanku dalam sejuta doa di hadapan kaki Tuhan, aku hanya ingin agar "Angin" tak terlalu tergoda pada indahnya Jingga Senja, sebab dia hanya datang sesaat saja, lalu pergi. Hanya sekadar mampir untuk membawa luka. Jingga Senja berharap "Angin" tak terlalu kuat berhembus, agar tidak bertemu dengan sahabat kecewa di kemudian hari.

Angin: Maafkan sifat egoku ini
Dan akupun hanya ingin mencintai  Jingga Senja hanya sesaat yang aku perlukan (ketika hatiku resah?)
Sebab aku tahu,  dia pasti akan pergi
Yaaa,,,dia pergi dan datang bukan untuk mendampingi tapi aku butuh tuk sejenak memberi ketenangan jiwaku meski sesaat
Itu sudah cukup aku bangga
Tak mengapa... Mencintai Senja Jingga tak harus mendapatkan...
Karena dia datangnya tampak malu-malu
Datang sesaat lalu pergi
"I love you" Jingga Senja

Jingga Senja: Melafalkan aksara bisumu yang pura-pura aku hidupkan pada bibir gigil pada sudut-sudut hening, Jingga Senja merasa tak pantas dielukkan "Angin". Jingga Senja seolah-olah berdiri pada tapak-tapak kekurangan yang ngeri. Sebetulnya Jingga Senja tak sempurna di mata "Angin", sebab dia datang hanya ketika mentari tenggelam. Sadis kan??.
Aku setuju dengan "Angin", bahwa cinta tak harus memiliki atau mendapatkan, seperti Angin berhembus kemana ia mau, dan tak seorangpun yang dapat memilikinya secara penuh.
Jika demikian dirimu yang selalu ku kenang,,,
Izinkan aku berbaring pada matamu, biar sejenak merasakan betapa luasnya semesta dirimu
"Love too" "Angin".

Angin: "Akan ku IYA-kan jika besok dia berbaring pada tubuh Angin. Iyaa.. Aku rindu.

Jingga Senja: Pada bisu yang terlalu, Jingga Senja ingin jawab yang selalu. Jika besok adalah saat yang tepat untuk sebuah kata "iya". Mungkinkah itu akan dikecup ingat???
Jangan sampai ada yang lain yang akan terselip pada malam subuh. Lalu Angin lupa tuk kembali berhembus jawab.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun