Ketika pagi dikecup mentari
Penaku menari liar pada tubuh papirus
Sekadar menyematkan aksara yang tak sempat diucapkan bibir
Tentang setetes semoga dalam doa kemarin yang belum direstui Tuhan
Barangkali jiwa harus tabah memeluk asa
Saat sebakul doa belum diaminkan Tuhan
Barangkali jiwa tetap merawat setia
Saat setetes embun belum mampu menghilangkan dahaga rindu
Tuhan
Pada tubuh sepi di sini
Aku menodai papirus dengan doa-doa yang belum dijamah tangan-Mu
Tentang segumpal gelisah yang belum pernah sudah
Tentang cinta yang selalu dilukai,
Tentang rindu yang belum dibayar jumpa,
Tentang imajinasi liar yang belum habis dicumbui khayal
Tuhan
Aku lelah memikul kerapuhan
Bilakah Tuhan menguping bisikan doa-doa yang dituangkan pada tubuh papirus?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H