Gambar: Dokpri Hildha
Tiada lagi kata yang harus dieja
Selepas senyummu lenyap ditelan senja
Tiada lagi puisi rindu yang harus diucapkan bibir
Saat ragamu terkubur di dalam perut Pertiwi
Aksaraku kini runtuh bagaikan mentari kepulangan
Kini hari menjelma sunyi
Tumpukan-tumpukan rindu kini mulai basi tercium Indra
Ayat-ayat cinta tinggallah memori belaka
Yang habis ditelan duka
Kini rinduku isyarat luka yang menjadikannya perih
Tiada lagi riang berdebar di dalam jiwa
Penaku kini tumpul
Tak lagi mampu mengukir aksara penuh makna di atas papirus kehidupan
Kaku.
Semua gerak berakhir sudah
Apakah kau masih mengeluh?
Tuhan,
Izinkan aku menyebut namanya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI