Mohon tunggu...
Miller Banurea
Miller Banurea Mohon Tunggu... -

Orang Pakpak

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Parangkusumo Bakal Dipenuhi Merpati Putih

19 November 2014   20:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:23 818
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14163769012051337725

[caption id="attachment_376517" align="alignleft" width="700" caption="PPS Betako Merpati Putih"][/caption]

BIsa dipastikan, tanggal 20 hingga 23 November 2014, pantai Parangkusumo, Yogyakarta bakal dipenuhi anggota Perguruan Pencak Silat Beladiri Tangan Kosong (PPS Betako) Merpati Putih. Moment seperti ini memang selalu dilaksanakan sekali setahun di tempat yang sama.

Jika tahun-tahun sebelumnya PPS Betako Merpati Putih melaksanakan acara yang disebut ''tradisi'' ini hanya normatif, maka tahun ini, Nehemia Budi Setyawan dan sepupunya Amos Priono Tri Nugroho (keduanya adalah pewaris MP) membuat rancangan khusus. ''Ada kampung silat,'' kata Hemi, panggilan akrab Nehemia. ''Ini adalah cara kita mengaktualkan silat sebagai budaya bangsa. Harus ada kegiatan yang membuat MP selalu aktual dan menarik.''

Tradisi biasanya dilaksanakan dalam bentuk beberapa kegiatan. Mulai dari ujian kenaikan tingkat untuk tingkatan kombinasi ke atas, lalu napak tilas atas kegiatan yang dulu dilakukan guru besar, mulai dari ziarah ke makam pendiri MP, mengantar matahari tenggelam, menyambut matahari terbit, minum air dari 7 sumber mata air dan macam-macam lainnya.

''Tahun ini menjadi sangat khusus, karena beberapa bulan lalu, MP telah kehilangan guru besarnya. Mas Poeng, sang guru besar meninggal dunia,'' kata Amos. ''Maka kita ingin melihat, sejauh mana anak-anak MP seluruh dunia tetap konsentrasi dan bersama-sama memajukan perguruan ini.''

PPS Betako Merpati Putih adalah sebuah perguruan silat lokal yang telah mengepakkan sayap ke penjuru dunia. Selain berkembang pesat di nusantara, MP juga telah merayp ke beberapa negara, seperti Amerika, Jepang, Belanda, Australia dan beberapa negara lainnya.

''Meski mas Poeng telah tiada, saya dan sepupu saya Amos bertekad meneruskan perguruan ini sebagaimana cita-cita orangtua kami,'' kata Hemi. Sebagai catatan, Hemi adalah putra mas Budi Santoso, dan Amos putra Mas Poeng. Mas Budi dan Mas Poeng adalah pewaris yang kemudian mewariskan perguruan MP kepada dua anak mereka yang muda tapi penuh visi ini.

''Kami berharap kegiatan tradisi tahun ini menjadi ajang pertemuan anak-anak MP baik yang senior maupun junior dari segala penjuru, untuk kemudian selalu menyatukan persepsi guna memajukan perguruan,'' tutup Hemi. (hmb)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun