Mohon tunggu...
Egha Ahmad
Egha Ahmad Mohon Tunggu... Editor - Kontributor Suara Perempuan

Memberikan wawasan baru melalui tulisan. Kritis, berpikiran terbuka, dan selalu mencari solusi inovatif.

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Waspada! Janji Pekerjaan Luar Negeri, Bukan Mimpi, tapi...

4 Mei 2024   13:42 Diperbarui: 4 Mei 2024   13:43 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah arus globalisasi dan mobilitas tenaga kerja yang semakin tinggi, fenomena perdagangan orang menjadi ancaman serius bagi masyarakat dunia. Salah satu modus operandi yang paling umum digunakan oleh para penjahat dalam perdagangan orang adalah melalui janji pekerjaan menarik di luar negeri. Seolah memberikan harapan bagi masa depan yang lebih baik, namun sesungguhnya menjadi jeratan yang mengikat korban dalam lingkaran kepahitan dan eksploitasi.

Janji pekerjaan impian di luar negeri seringkali digambarkan dengan cerita-cerita menggiurkan tentang gaji tinggi, fasilitas kerja yang nyaman, dan kehidupan yang lebih baik. Korban dipujuk dan diyakinkan bahwa kesempatan ini adalah tiket menuju kemakmuran dan kebahagiaan bagi mereka dan keluarga mereka. Namun, di balik janji manis tersebut, tersimpanlah ketidakpastian dan bahaya yang mengancam.

Banyak korban yang pada awalnya terpesona dengan janji-janji palsu ini, tanpa menyadari bahwa mereka sedang terperangkap dalam jaringan perdagangan orang yang kejam. Mereka diiming-imingi pekerjaan yang bergengsi di sektor-sektor seperti perhotelan, perawatan kesehatan, atau industri lainnya, namun pada kenyataannya mereka dipaksa untuk bekerja di kondisi yang tidak manusiawi.

Para korban sering kali diambil paspornya dan terikat kontrak yang tidak menguntungkan, yang membuat mereka terjebak dalam situasi di mana mereka kehilangan hak-hak dasar mereka sebagai manusia. Mereka dipaksa untuk bekerja dalam waktu yang panjang, tanpa istirahat yang memadai, dan seringkali tanpa upah yang layak. Bahkan, beberapa di antara mereka juga menjadi korban perdagangan seksual atau kerja paksa.

Perdagangan orang melalui modus janji pekerjaan impian ini tidak hanya merugikan secara ekonomi, tetapi juga secara psikologis dan emosional. Korban sering kali mengalami trauma berat, kehilangan kepercayaan pada orang lain, dan kesulitan untuk memulihkan hidup mereka setelah berhasil lolos dari jaringan perdagangan orang.

Untuk melawan modus ini, penting bagi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya perdagangan orang dan memahami tanda-tanda yang mengindikasikan adanya praktik eksploitasi. Pemerintah juga harus mengambil langkah-langkah tegas untuk memberantas perdagangan orang, termasuk dengan memberikan perlindungan yang lebih baik bagi para korban dan menegakkan hukum secara adil terhadap para pelaku kejahatan.

Dalam era di mana perjalanan lintas batas menjadi semakin mudah, perlu bagi kita semua untuk menjadi lebih waspada dan tidak terjebak dalam janji-janji palsu yang mengarah pada perdagangan orang. Mari bersama-sama melawan perdagangan orang dan memberikan perlindungan bagi mereka yang rentan menjadi korban. Karena setiap orang memiliki hak untuk hidup dan bekerja dengan martabat dan kebebasan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun