Saat tahun 80 - 90 an , masyarakat / rakyat begitu kuat solidaritas dalam pergerakan , karena dianggap sesuatu yang nyata , bahkan sering sekali dianggap sebagai ancaman stabilitas keamanan nasional. Tapi semenjak jaman berubah tahun 2000 sampai dengan sekarang , suara lebih mudah dikeluarkan medsos! di satu sisi memang lebih mudah dan praktis , tapi segi efisiensi dan kekuatan sudah tidak dianggap bagaikan angin sepoy - sepoy.
Banyak sekali anggota DPR yang dulunya merupakan mantan - mantan aktifis reformasi , sehingga sangat memahami arti dari sebuah pergerakan. Jika hanya sekedar bersuara di dunia maya. maka bagi mereka bukanlah pergerakan , (mungkin) melainkan sebagai ajang curhat - mencurhat netizen semata. Sehingga hanya cukup didengar / dibaca tanpa perlu direspon sebagaimana mestinya keinginan yang disampaikan.
Suara pergerakan cetizen di masa lalu , merupakan sesuatu yang berdasarkan sama pandangan,pikiran,hati dan yang terpenting kebersamaan yang nyata. Sedangkan netizen cenderung berada di balik layar PC / laptop / handphone, yang dimana bersifat mayoritas individual , walau memiliki sama pandangan ( pemikiran ) terhadap suatu hal yang berkembang. Yang pasti sangat beda daya dobrak dan semangat perjuangannya!
Akan tetapi , melalui media sosial Kompasiana. Saya menghimbau kepada siapapun anggota DPR yang akan dilantik. Yang dimana memiliki pengalaman aktifis / memiliki jiwa reformasi, maka lebih baik renungkanlah sejenak secara mendalam , sesuai dengan keyakinan masing - masing saat menjalankan ibadah. Yaitu , apakah kalian akan sia - siakan perjuangan dimasa lalu ? yang dimana memeras keringat, tenaga dan pikiran demi tercapainya reformasi yang di cita - citakan ?. Bahkan banyak diantara rekan -rekan aktifis yang sampai mengalami penderitaan.
JAS MERAH ( jangan sekali -kali melupakan sejarah )
Seandainya kalian para aktifis tidak mengalami jaman penjajahan dan kemerdekaan , setidaknya kalian jangan lupakan sejarah perjuangan yang telah dilakukan saat reformasi. Pertanyaan terbesar muncul , mengapa tuhan mengabulkan doa dan usaha saat melengserkan orde baru ?. Karena tuhan maha tahu perjuangan yang sungguh-sungguh menggunakan hati nurani, demi memperjuangkan Indonesia yang lebih baik!
Wahai para mantan aktifis yang menjadi anggota dewan / yang memiliki jiwa reformis dan mendukung reformasi, berapa banyak suara - suara keras dulu, yang dilontarkan demi mengkritik habis -habisan pemerintahan yang dianggap sebagai kekuasaan diktator. Tapi jika sekarang kalian mengikuti cara - cara dan gaya orde baru , maka dimanakah suara hati nurani kalian ? apakah sudah ditinggal dijalanan, atau disimpan di gudang arsip ?
Andaikan ada sebuah contoh , sekumpulan para pemuda - pemudi melakukan demo disuatu wilayah, agar jangan dijadikan wilayah perjudian. Tapi akan sangat aneh disaat perjuangan itu berhasil ditiadakan, tapi pemuda - pemudi itu melakukan juga perjudian ditempat yang sama tapi dengan waktu dan cara yang berbeda. Sebagaimana para mantan aktifis yang mengkritik DPR jaman dulu , yang bagaikan kelompok bebek yang mengikuti arahan pawang. Tapi sekarang bagaikan kelompok domba yang digiring oleh majikan. Jika berani berbeda , maka siap-siaplah mengalami teror diusir dari kawanan ( dipecat ).
Dulu para aktifis mengalami kebahagiaan bathin saat berkumpul bersama, tapi sekarang disaat memiliki kesempatan duduk di kursi empuk dewan. Lebih cenderung mencari kesenangan individual, dan mencari aman dan nyaman bersama kelompoknya. Sehingga tidak berlebihan rasanya jika para mantan aktifis reformasi yang dulu bagaikan kumpulan prajurit gagah berani menentang tirani. Sekarang hanyalah kumpulan "pengecut" karena takut jatuh kesenangan yang telah diraih!
Andaikan ada sebuah studi uji publik , maka mayoritas anggota dewan merupakan aktifis reformasi. Tapi dengan perjuangan yang berbeda -beda. Ada yang menyuarakan melalui politik dijalanan, atau juga melalui cara - cara yang lainnya. Tapi uniknya , saat cita - cita tercapai mereka mulai perlahan dan sedikit demi sedikit telah berubah menjadi kumpulan produk NEO ORDE BARU , yang lebih terstruktur , sistematis dan masif
Dan sekarang sudah muncul kembali reinkarnasi calon penguasa diktator baru , yang dimana menginginkan bahwa pemilihan presiden kembali lagi melalui MPR. Karena dia tahu tidak akan bisa terpilih lima tahun mendatang jika tetap melalui pilpres secara langsung , tiada cara lain dengan menggunakan proses amandemen. Karena telah berhasil menghimpun kekuatan politik yang besar dan solid di senayan.