Mohon tunggu...
Virkam
Virkam Mohon Tunggu... -

Menulis tanpa berkata dan membaca tanpa bersuara.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Politisi , Lagi Bohong dan Bohong Lagi

10 Oktober 2014   13:29 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:38 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bicara politik bukan lagi didominasi oleh para politisi , pengamat, atau para akedemisi yang menguasai ilmu politik. Tapi dari rakyat bawah sampai atas sudah bisa berbicara bebas, tanpa sekat atau batasan. Mengapa politik sudah tidak tabu lagi dibicarakan? , padahal jika secara keilmuan berdasarkan pendidikan formal , sangatlah banyak yang harus dipelajari terlebih dahulu. Salah satunya ialah teori - teori politik yang sering diucapkan rakyat, padahal belum tentu mengerti dan memahami makna dan terjemahan yang sebenarnya. Salah satunya ialah saya sendiri yang banyak bicara politik padahal minim pengetahuan ( otodidak yang sepotong - sepotong dari media)

Kebanyakan rakyat sudah tidak terlalu memperdulikan sisi keilmuan politik, karena apa yang dilihat dan dibaca rakyat , melalui berbagai media dan obrolan warung memiliki sebuah kesimpulan yaitu, Politik ialah ilmu tentang  kecerdasan otak politisi dalam memanipulasi kebohongan,  sehingga pada akhirnya sudah tidak tahu lagi mana yang benar - benar jujur dan sekedar sandiwara semata. Namun yang paling memprihatinkan ialah, banyak politisi yang sudah buta tentang kebenaran, karena yang terpenting bagi mereka ialah pembenaran semaksimal mungkin. Bahkan seorang politisi jika bicara langit berwarna hijau, maka akan mati - matian mempertahankan argumennya, yang menurutnya sangat ilmiah / rasional, padahal menunjukan kebodohan yang tiada tara! Contoh yang sangat sederhana ialah para politisi Demokrat yang lagi main komedi / lawak tentang Pilkada,

Misalkan di sebuah acara ILC pada tanggal 9 oktober 2014, yang menayangkan tentang Perppu Presiden :




    • Karni Ilyas : Menurut anda apakah keputusan Walk Out telah di koordinasikan dengan ketum yaitu SBY?
    • Politisi Demokrat ( Benny K Harman ): Beliau sedang di Amerika sehingga keputusan diambil berdasarkan kesepakatan anggota fraksi
    • Karni Ilyas : tapi setidaknya anda bisa menghubungi SBY via telepon , karena keputusan WO merupakan keputusan besar yang wajib diketahui ketua umum partai. Apalagi urusan tentang sebesar Pilkada.
    • Politisi Demokrat : Presiden kebetulan lagi berada di daerah "BLANK SPOT",
    • Karni Ilyas : di Amerika tidak ada satupun area tersebut.
    • Politisi Demokrat terdiam tidak meneruskan jawaban.


Jika diartikan secara sederhana ialah, blank spot merupakan sebuah area yang tidak terjangkau oleh satelit. sehingga komunikasi atau koneksi apapun tidak dapat ditangkap. Padahal sekalipun ditengah gurun, Amerika tidak sedikitpun memiliki area yang lepas dari kontrolnya dalam hubungan satelit!

Acara Indonesia lawak klub sudah jelas sangat lucu dan menghibur, karena membicarakan masalah tanpa solusi. Sedangkan acara ILC yang tamunya merupakan politisi dan pengamat, sering melontarkan kalimat - kalimat yang penuh kebohongan dan kebodohan dalam melawak. Bahkan disaat ketahuan salah, bukannya minta maaf dan lain sebagainya, melainkan menutupi lagi dengan banyak kebohongan! Semoga saja bermanfaat disaat malaikat mau bertanya, sehingga lolos dari kematian karena saking cerdasnya memanipulasi kata. Dan saya pun berkeseimpulan ialah, Pada awalnya saya berpikir bahwa ILK meniru acara ILC , akan tetapi ternyata semakin kesini malah jadi sebaliknya. Para Politisi lagi belajar cara melawak di depan televisi ? tapi maklum belum matang lawakannya.

Maka jika bercermin kepada realita politik Indonesia sekarang, rakyat sudah semakin sadar dan menyadari bahwa mayoritas politisi ialah pembohong. Sehingga kebanyakan masyarakat sudah tidak ragu lagi berbicara apapun, dan kalaupun salah memang wajar namanya juga rakyat, daripada politisi yang mengerti ilmunya tapi dimanipulasi penuh kebohongan yang bertubi-tubi setiap hari tanpa rasa malu ataupun bersalah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun