Inilah fakta yang terjadi sekarang ini, perlahan tapi pasti sebagian pendukung JKW-JK dimasa pilpres mulai kurang bergairah untuk mendukung kebijakan yang tidak sesuai dengan "harapan". Karena itu ada relawan yang berpendapat jika Harga BBM Naik, sebagian Relawan Jokowi-JK akan Turun ke Jalan.
Mau berdebat satu juta kata pun, bagi yang memiliki kemampuan finansial tidak akan mempermasalahkan kenaikan BBM, sekalipun harus dinaikan seberapa besar apapun! Dan uniknya ada pernyataan bila yang selama ini menggunakan BBM bersubsidi ialah kaum mampu. Sehingga orang miskin tidak sama sekali merasakannya! Sehingga dengan alasan mengalihkan subsidi, kenaikan itu bisa dibenarkan oleh banyak pihak, yang dimana tidak akan terganggu sedikitpun kehidupan dapur dan kebutuhan pokoknya.
Pada dasarnya jika subsidi dicabut, maka dana terbesar pastilah digunakan untuk pembangunan infrastrukur. Lalu apakah orang miskin yang menikmatinya ?. Kemudian dengan alasan bantuan telah diberikan, sehingga rakyat miskin langsung hidupnya makmur dan sejahtera ? . Seandainya bantuan itu diperkirakan sekitar 600 ribu / keluarga miskin, tetap saja akan digunakan untuk kebutuhan sehari - hari , yang dimana akibat efek kenaikan BBM akan diikuti juga kenaikan seluruh kebutuhan pokok. Intinya kemiskinan tetap saja bagaikan lingkaran setan yang berkutat ditempat, serta diprediksi malah akan memperparah kondisi ekonomi kalangan bawah!
dua politisi PDI Perjuangan yaitu Rieke Dyah Pitaloka dan Effendi Simbolon secara tegas menolak kenaikan harga bbm. Begitu pun dengan teman sejawat Jokowi sewaktu di Solo yang kini menjadi Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo. Rudi, panggilan akrab wali kota, berencana menggelar demo besar-besaran jika harga BBM dinaikkan November ini. Rudy yang juga Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Kota Solo, bahkan secara tegas mengatakan dirinya siap menggelar aksi demonstrasi, jika rencana itu jadi direalisasikan akhir November 2014 ini.
Seharusnya Jokowi mulai peka dan simpatik atas beberapa sikap orang yang asalnya dekat dan mendukung, malah  perlahan menjaga jarak dan bersikap kritis! Bukannya mereka tidak suka /  karena isu kecewa tidak berada dilingkaran kekuasaan, tapi mungkin karena mereka memang benar - benar peduli dan khawatir Jokowi terjebak kepada permainan kaum mafia neolib!
Disini saya tidak berniat membenarkan argumen yang pro atau kontra kenaikan BBM, karena bagaimanapun perdebatan tentang hal tersebut tidak akan pernah menemukan titik temu. Karena masing - masing pihak memiliki argumen dan fakta - fakta yang kuat menurut persepsinya, sehingga paling hanya bertukar pikiran semata!
Tapi sekedar saran dan pandangan saya, akan lebih baik Jokowi bersikap arif dengan menahan dulu kenaikan BBM. Karena yang terpenting ialah membenahi dulu sistem dan sumber daya manusia yang berkutat di perminyakan. Dengan demikian sekalipun dinaikkan memang benar - benar sangat efektif dalam jangka panjang! Dan selain itu juga, jangan langsung menohok dengan kenaikan hampir 50%, melainkan secara bertahap dengan 2 atau 3 tahapan kenaikan, sehingga tidak terlalu berdampak yang meluas dan membesar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H