Mohon tunggu...
Suami_intan
Suami_intan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

TNI AU Tercinta

11 Februari 2016   11:19 Diperbarui: 11 Februari 2016   11:33 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kurun waktu 1 tahun. Kita dikagetkan oleh 3 kecelakaan pesawat TNI AU. April tahun lalu F-16 terbakar, kemudian Desember kemarin pesawat latih tempur T-50 jatuh juga di Yogyakarta. Kemudian sekarang adalah pesawat serang ringan EMB-314 Super Tucano yang jatuh di Malang.

Sebagai seorang warga negara NKRI. Yang taat bayar pajak dan cinta TNI, tentu saja kejadian ini sangat membuat saya sedih. Selain hilang nya perwira andalan kita yang meninggalkan keluarga mereka. Kita juga kehilangan aset mahal yang beli nya sangat mahal. Kita bayangkan. Pengeluaran duit buat pesawat militer, tidak hanya ketikan memebli pesawat tersebut. Melainkan sampai pesawat tersebut pensiun. Pemerintah (Dari duit rakyat) harus terus keluar duit. Dari pembelian suku cadang, pelatihan pilot, pelatihan teknisi, bayar bahan bakar, upgrade dll.

Dari kecelakaan ini, yang paling mengecewakan menurut saya adalah. Tidak adanya transparansi dari TNI AU dari sebab musabab kecelakaan ini. Tidak pernah ada laporan resmi mengenai kenapa terjadi kecelakaan yang mengakibatkan hilang nya nyawa sang penerbang dan hilang nya duit rakyat yang cukup besar. Saya tanya kanan kiri. Katanya alasan kerahasiaan. Terus terang jawabab tersebut adalah norak dan kampungan. Rahasia apa? Pesawat F-16 sudah ada dari tahun 1989 di NKRI. T-50 dari Korea Selatan memang pesawat baru. Tetapi banyak teknologinya yang diambil dari F-16. Jadi bukan merupakan teknologi yang "rahasia" atau baru lagi. Sementara EMB-314 Super Tucano juga merupakan pesawat yang mempunyai tingkat kerahasian tinggi. Lah won itu pesawat mesin nya saja Turbo prop (Baling baling) Jadi saya tidak emngerti kenapa tidak diumumkan kepada seluruh warga negara akan penyebab kecelakaan tersebut? Bukankah dengan adanya transparansi akan membuat TNI AU menjadi lebih maju? Tanpa kritik dan masukan, tidak akan ada organisasi dapat berkembang ke arah yang lebih positive lagi?

Sebagai warga negara yang banting tulang kerja. Bayar pajak. Saya kira kita semua punya hak untuk tahu penyebab kecelakaan tsb. Dengan demikian kita bisa kritik kalau memang kecelakaan tsb adalah kerna ketidak becusan oknum di TNI AU sendiri. Atau kalaupun ternyata sang penjual menjual pesawat dengan pesawat kualita rendah, minimal kita bisa ganyang rame rame di media sosial sehingga sang panrik bisa kita permalukan.

Akhir kata. Saya harap kita semua ingat. Sesuai amahan pendiri Jenderal Sudirman. Pendiri TNI. Bahwa TNI adalah dari kita untuk kita. Doa kita di nadi TNI. Harap semangat ini dapat dilanjutkan oleh generasi yang sekarang ini. Jangan ditutup tutupi. Keluarga yang ditinggalkan dan para warga negara yang kerja banting tulang bayar pajak. Punya hak untuk tahu akan hal ini. Jangan alasan "kerahasiaan" dipakai untu menutupi ketidak becusan segelintir oknum di TNI AU yang kita cintai dan kita banggakan.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun