Sabdo Pandito Ratu tan keno wola wali, satu rangkaian kta yang sering menjadi salah satu pegangan orang jawa yang masih mengakui kejawaannya. Karna dewasa ini telah banyak orang jawa tapi hanya sekedar lahir dan tinggal ditanah jawa. Tak pernah mengakui, memahami apalagi menjunjung tinggi kejawen. Sebelumnya mungkin perlu saya luruskan, yang saya maksut "kejawen" bukanlah sebuah aliran yang sering dianggap sudah tak berlaku ataupun malah dianggap sesat, Kejawen bagi saya adalah pandangan hidup yang dimiliki oleh orang2 jawa terdahulu, yang lebih mengedepankan nilai2 luhur kepribadian yang sejatinya memandang jauh kedepan dan cenderung berhati_hati dalam bertindak, bisa menempatkan obyek, subyek , tempat serta waktu yang tepat (papan nggo papan). selalu lembah manah, andap asor atau dalam agama Tawadhu' . Ya walau harus diakui sbagian orang sering membenturkan antara ajaran agama dengan falsafah jawa, tapi bagi saya sbenarnya perbedaan hanya pada istilah tapi pada intinya sama.
Kembali pada Topik bahasan, Sabdo Pandito Ratu bisa diartikan dalam dua versi yaitu ungkapan itu untuk diri sendiri atau secara umum. UNtuk diri sendiri ini bisa berarti SABDO PANDITO RATU TAN KENO WOLA-WALI, itu artinya, bahwa kita gak boleh MENCLA-MENCLE, kalau mau di hormati seperti PANDITO RATU, orang itu akan dihormati karena perilaku yang tercermin dari kata2nya, karna dari tutur kata kita bisa menilai seseorang. secara umum Sabdo : perkataan, PANDITO: orang suci ( dimana kata2 orang suci itu pasti terjadi) Ratu : penguasa ( perkataan penguasa itu menjadi dasar hukum rakyatnya yang harus dipatuhi.
Namun yang menjadi permasalahan adalah dewasa ini yang dianggap pandito dan ratu adalah orang orang yang sebenarnya tak mempunyai kapasitas sebagai pandito dan ratu, karna yang dianggap pandito tak lain hanya media masa yang tak lagi menjadi suara kbenaran, melainkan penyampai pesan para pencari kekuasaan yang melahirkan ratu2 picik. Kekisruhan dan keadaan negeri yang kacau sekarang ini karna kita telah kehilangan Sabdo dari Pandito dan Ratu yang memang benar2 mempunyai kapasitas sbagaimana mestinya.
seperti yang kita lihat dewasa ini masyarakat bawah telah kehilangan kepercayaan terhadap pemerintah yang disebabkan karna adanya sabdo dari orang2 yang dianggap ratu oleh orang2 yang tak mengerti karna telah dicekoki oleh kata2 pandito yang hanya mencari materi.
demikian sedikit tulisan sbagai ungkapan hati saya, yang saya coba rangkai dengan segala keterbatasan saya dengan harapan semoga ada pembaca yang berkenan memberi tambahan ilmu wawasan kepada saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H