Mohon tunggu...
Suaib Prawono
Suaib Prawono Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja sosial di jaringan GUSDURian

Bukan siapa-siapa, hanya penikmat kopi dan makanan khas Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Dinamika Keberagamaan di Gorontalo

18 Januari 2025   08:17 Diperbarui: 17 Januari 2025   23:35 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Djemi Radji dan Kadir Lawero lokomotif GUSDURian Gorontalo

Cuaca Kota Gorontalo siang itu terasa bersahabat. Hujan yang saban hari mengguyur kota ini membuat suasana kota ini terasa sejuk. Sesekali kami harus berkerumun, menciptakan suasana hangat untuk mengusir udara dingin yang mulai menyengat tubuh.

Selang beberapa menit, tubuh kami tiba-tiba saja menghangat saat mengetahui hajatan silaturahmi kebangsaan yang diinisiasi oleh Seknas GUSDURian di Aula Kantor Kementerian Agama Kota Gorontalo, Senin 7 November 2022, berjalan tepat waktu dan dihadiri oleh semua peserta.

Tentu saja hal itu di luar dugaan, sebab  kegiatan yang bertujuan memperkuat kolaborasi antar tokoh agama, pemuda dan pemerintah untuk merawat keberagaman dan inklusi sosial ini, berlangsung saat butiran air sedang berjatuhan dari langit. Tampaknya peserta kegiatan ini tidak peduli akan kondisi alam yang sedang terjadi. Mereka tampak antusias; seolah tak mau ketinggalan setiap sesi acara. Rinai hujan siang menjelang sore itu menyisakan kenangan indah bagi penyelenggara.

Djemi Radji dan Kadir Lawero sebagai lokomotif utama kegiatan ini, kala itu tentu saja bisa tidur nyenyak. Alasannya sederhana, keduanya telah berhasil menghadirkan tokoh lintas agama, kalangan aktivis lintas iman dan pemerintah setempat untuk duduk bersama di forum yang terbilang langka itu.

Belum lagi, keterlibatan Samsi Pomalingo sebagai fasilitator kegiatan membuat keduanya yakin bahwa kegiatan akan berjalan sesuai harapan, sebab pembina GUSDURian Gorontalo ini, selain dikenal lihai memantik persoalan, juga bisa mengarahkan peserta untuk fokus mengurai persoalan keberagaman dan kasus intoleransi di Gorontalo.

Sejauh amatan kami, forum yang dipandu doktor Antropologi lulusan Universitas Hasanuddin itu, tidak hanya mampu memantik semangat peserta untuk menyampaikan pandangannya soal isu-isu keberagaman, tetapi juga mengurai kasus-kasus intoleransi kerap yang mengatasnamakan agama.

Kasus tersebut tak hanya terkait soal pembangunan rumah ibadah, tetapi juga interaksi antar umat beragama. Demikian pula, perpecahan yang  terjadi di internal masing-masing umat beragama disebabkan karena perbedaan paham dan cara pandang juga menjadi sorotan utama.

"Karena merasa sudah tidak cocok lagi dengan paham keagamaan yang dianut sebelumnya, sebagian dari mereka membuat rumah ibadah sendiri," ujar salah seorang peserta.

Fenomena ini sekaligus mengindikasikan bahwa dinamika keberagaman di kota berjuluk serambi Madinah itu sedang tidak baik-baik saja. Karena itu,  seabrek persoalan sosial keagamaan tersebut, menurut Samsi Pomalingo perlu untuk segera disikapi, sebab jika dibiarkan berlarut-larut, tidak menutup kemungkinan bisa menjadi bom waktu.

Apalagi jelang tahun politik, isu agama dan budaya kerap kali dimainkan untuk kepentingan perebutan kekuasaan. Karena itu, kolaborasi lintas agama untuk merawat keberagaman, khususnya jelang tahun politik menjadi sangat penting. Gagasan-gagasan strategis perlu segera disiapkan guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.

Demikian pula, potensi konflik laten berbasis agama dan suku juga perlu diwaspadai sejak dini, sebab gerakan politisasi identitas selalu berangkat dari dua isu ini.  Olehnya itu, Jika mengharapkan politik bermartabat, maka tidak ada jalan lain kecuali menerjemahkan pesan Gus Dur secara nyata; bahwasanya yang lebih penting dari politik adalah kemanusiaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun