Mohon tunggu...
I Wayan Gede Suacana
I Wayan Gede Suacana Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Pemerhati Sosial, Peminat Yoga Asana dan Meditasi

Hobi membaca dan menulis untuk literasi dan aktualisasi diri, praktik yoga asana dan meditasi untuk realisasi diri. Menjalani hidup apa adanya serta menghargai keberagaman yang memancarkan keindahan sebagai manifestasi kesatuan dalam variasi. Prinsip hidupnya: Pure heart clean mind holy work for unity purity and divinity. Penulis Majalah Mahasiswa (1988-1990); Pengelola/ Redaksi Jurnal Politik Sarathi dan Jurnal Sosial dan Politik Sintesa (1991-2013); Blooger Bali Sai Amrita (Maret 2009-Februari 2014); Penulis Kolom Opini Harian Umum Bali Post (2003-2013); Penulis artikel pada Media Online/ Citizen Media: Atnews, Majalah Sraddha, Kompasiana dan Opinia (Januari 2024-sekarang); Dosen dan peneliti di Universitas Warmadewa Denpasar (1991- sekarang); Peminat yoga asana dan meditasi (1988-sekarang); Pemenang I Lomba Esai yang diadakan oleh Ikatan Wanita Penulis Bali (2008). Alamat E-mailnya: suacana@warmadewa.ac.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perayaan Hari Suci Saraswati: Momentum Turunnya Pengetahuan Kebijaksanaan

25 Januari 2025   19:24 Diperbarui: 30 Januari 2025   19:12 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Patung Dewi Saraswati (Sumber: Antara News) 

Om Sarasvatī namas tubhyam, varade kāma rūpiņi,
vidyārambham karişyāmi, siddhir bhavatu me sadā.

(Om Dewi Saraswati hamba memuja. Sebagai pemberi anugerah, dalam bentuk yang didambakan.
Semogalah setiap swadharma selalu dituntun dan mendapat karunia-Mu)

Purwaka

Berbagai upaya atau cara yang terbentang bagi umat Hindu untuk mendekatkan dirinya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Demikian pula Tuhan Yang Maha Esa yang sesungguhnya tidak tergambarkan dalam alam pikiran manusia (acintya), untuk kepentingan bhakti, diwujudkan dalam alam pikiran dan materi sebagai Tuhan Yang Berpribadi atau Personal God. Di dalam teologi Hindu dikenal adanya manifestasi utama Tuhan Yang Maha Esa yaitu: Brahma dengan saktinya Saraswati, Wisnu saktinya Sri atau Laksmi, dan Durga saktinya adalah Durga atau Parwati. Tata cara pemujaan terhadap Personal God itu biasa dilakukan oleh kelompok Dvaita yakni penganut  aliran filsafat Hindu yang berfokus pada dualisme antara Tuhan dan jiwa individu. Dvaita, yang berarti "dual" dalam bahasa Sanskerta, didirikan oleh Madhvacharya (1238-1317 M).

Seperti halnya di India, umat Hindu di Indonesia juga memuja Personal God salah satunya yaitu Dewi Saraswati setahun dua kali, yakni setiap 210 hari sekali menurut perhitungan kalender Jawa Bali yakni pada setiap Saniscara Umanis Wuku Watugunung. Besoknya, yaitu hari Minggu Paing Wuku Sinta adalah hari Banyu Pinaruh yaitu hari yang merupakan kelanjutan perayaan Saraswati. Dengan demikian, perayaan hari Saraswati mengambil dua wuku yaitu Watugunung (wuku yang terakhir) dan Sinta (wuku yang pertama). Hal ini mengingatkan kita bahwa ilmu pengetahuan disamping sebagai penopang hidup, juga untuk memuja Tuhan dalam manifestasinya sebagai Dewi Saraswati (Wiana, 1995).

Foto Dewi Saraswati (Sumber: Sejarah Bali)
Foto Dewi Saraswati (Sumber: Sejarah Bali)
Pengetahuan Kebijaksanaan

Hari Suci Saraswati adalah hari yang sangat baik untuk memuja Tuhan dalam manifestasi-Nya sebagai Saraswati, dewi yang menganugerahkan ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan yang bersumber pada kitab suci Weda. Dewi Saraswati diwujudkan sebagai dewi yang amat cantik bertangan empat memegang: wina (alat musik), kropak (pustaka), ganitri (japamala) dan bunga teratai (padma).  Secara etimologi, kata Saraswati berasal dari Bahasa Sansekerta yakni "Saras" yang berarti "sesuatu  yang mengalir" atau "ucapan". Kata "Wati" artinya memiliki. Jadi, kata "Saraswati" berarti sesuatu yang mengalir atau makna dari ucapan. Ilmu pengetahuan itu sifatnya mengalir terus-menerus tiada henti ibarat sumur yang airnya tiada pernah habis meskipun tiap hari ditimba untuk memberikan hidup kepada umat manusia. Begitu pentingnya peranan ilmu pengetahuan dalam kehidupan manusia, hal ini terlihat juga dari betapa tingginya kedudukan Dewi Saraswati dalam pemujaan berikut:

"Dewi Saraswati yang hamba puja, sarana pemujaan hamba adalah bunga yang berbau harum, juga melalui dhyana, japa dan pengucapan mantra yang hamba lakukan, hanya untuk menyembah Dewi Saraswati. Hakikatnya, hanyalah Engkau sebagai akhir dari ilmu pengetahuan. Berbagai karakter semuanya adalah jalan menuju Engkau, walaupun telah diuraikan dalam berbagai ilmu pengetahuan, sesungguhnya untuk menemukan hakikat yang tertinggi, hakikat ilmu pengetahuan. Sesungguhnya Engkaulah asal dari segala ilmu pengetahuan, hanya Engkaulah yang menganugerahkan pengetahuan yang memberikan kebahagiaan. Engkau pula yang penuh keutamaan dan Engkaulah yang menjadikan segala yang ada. Engkau sesungguhnya permata yang sangat mulia. Engkau keutamaan dari setiap istri yang mulia. Demikian pula perilaku seorang anak yang sangat mulia. Karena kemuliaan-Mu pula semua yang mulia menyatu".

Kenyataan ini dijabarkan dengan sangat indah dalam wacana Svami Sathya Narayana: "Hormati pengetahuan seperti engkau menghormati ayahmu; pujalah kasih seperti engkau memuja ibu kandungmu; anggaplah kebenaran seperti saudara-saudaramu; tumbuhkan keyakinan dari hari ke hari dalam dirimu seperti engkau menaruh kepercayaan penuh pada teman baikmu; milikilah kedamaian karena dia adalah istri/suamimu; hadapilah kewajiban dan lindungi selalu dalam kebenaran seperti engkau melindungi anak-anakmu. Bergeraklah bersama mereka, hiduplah bersama mereka, janganlah mereka kautinggalkan atau kaulalaikan. Pegang keenam prinsip hidup tersebut, maka engkau akan selamat dan bahagia".

Tujuan dari penguasaan ilmu pengetahuan kebijaksanaan adalah untuk "membedah  bidang yang tidak diketahui dengan pedang pembedaan (wiweka)". Untuk itu diperlukan kemampuan membedakan bagian permukaan dari diri kita, yang terletak berlapis-lapis di bagian luar dengan diri kita yang lebih luas yang terletak di bawahnya. Jalan untuk memperoleh kemampuan ini menurut Huston Smith  ada tiga langkah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun