Mohon tunggu...
Susilawati
Susilawati Mohon Tunggu... Alumnus USU, Aktifis Lingkungan, dan Mengabdi sebagai Bakal Calon Gubernur Sumut -

Alumnus USU, Aktifis Lingkungan, dan Mengabdi sebagai Bakal Calon Gubernur Sumut

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pendidikan Karakter; Penting Untuk Sumut

27 September 2017   19:46 Diperbarui: 29 September 2017   07:43 934
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada hakekatnya pendidikan karakter itu penting untuk kita semua, terutama untuk generasi muda Indonesia. Kenapa bagus untuk Sumut? Secara spesifik sebagai daerah kelairan saya, saya ingin generasi muda Sumut ini mempunyai kualitas dalam arti kemandirian, inisiatifdan kreatifmenciptakan kegiatan yang dapat  menghasilkan manfaat, baik berbentuk materi atau kemudahan bagi kehidupan.  

Sudah 72  tahun kita merdeka,  saatnya mengubah gaya pendidikan yang terlalu banyak di ruangan  tertutup (indoor) dan hanya mendengarkan penjelasan dari guru, namun tidak ada bukti konkrit dari apa yang dijelaskan. Dengan mengedepankan pendidikan yang seimbang antara indoordan outdoorbagi SMP,  SMA,  dan Perguruan  Tinggi, maka dapat dirasakan bagaimana pikiran-pikiran mereka lebih mudah berkembang dan lebih mudah untuk mendapatkan minatnya. 

Pendidikan karakter di sini tidak hanya meliputi pendidikan di dalam lembaga akademis semata, tetapi sebagai orang tua, perlu menciptakan pola pendidikan di dalam keluarga juga. Jika setiap keluarga menerapkan pola pendidikan karakter, maka lingkungan secara otomatis juga akan terbentuk pola pendidikannya sendiri. Karena kita tidak bisa hanya mengandalkan pendidikan di bangku sekolah yang hanya 6-8 jam. Sedangkan selebihnya, 16-18 jam anak-anak ada di dalam lingkungannya masing-masing. Praktis pembentuk karakter anak lebih dominan di dalam lingkungan, baik keluarga maupun lingkungan pergaulan lainnya.

Sebaiknya di dalam pendidikan pun seharusnya tidak ada paksaan dalam hal program studi. Acap kali kita melihat para orang tua kita mewajibkan masuk jurusan A, B atau C, sedangkan si anak menginginkan jurusan X. Jika anak masuk jurusan studi yang tidak disukainya, tentu akan menjadi masalah dalam proses belajarnya. Tidak akan fokus dan tidak akan enjoydalam menerima ilmu yang diberikan guru/dosen. Pendidikan semacam ini akan melahirkan anak-anak yang gagal. Maka sebaiknya sebagai orang tua mengarahkan kepada bidang studi yang disukai oleh anaknya, karena akan menentukan semangat dan konsentrasi dalam proses belajarnya.

Sudah saatnya Sumut berubah pola pendidikannya. Pendidikan untuk menciptakan karakter generasi muda yang mandiri, agar tidak selalu bergantung pada pemerintah atau keluarga dan orang lain. Bila ini terwujud, maka multiple effect-nya dapat memajukan ekonomi masyarakat Sumut secara merata, serta mengurangi pengangguran serta urbanisasi yang berujung kriminalitas jalanan. 

Begitu pentingnya proses pendidikan karakter, karena pada akhirnya tujuan pendidikan itu adalah menghasilkan karya dari orang-orang yang terdidik secara baik, berkualitas dan bertanggung jawab. Pendidikan karakter tentu tidak hanya pada kualitas akademis semata, tetapi juga kualitas attitudedan kedisiplinan para anak didiknya. Dengan karakter semacam ini akan menghasilkan jiwa-jiwa entrepreneuryang kuat dan 'tahan banting'.

Dengan  pembentukan karakter ini dalam 10 sampai dengan 15 tahun ke depan Sumut sudah bisa menjadi  propinsi yang menjadi contoh bagi propinsi lainnya di Indonesia yang menghasilkan generasi  muda dengan karakter yang lebih produktif. Terwujudnya hal ini sebagai harapan kehidupan kita semua menjadi lebih baik di semua sektor. ***

Semoga bermanfaat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun