Mohon tunggu...
Hsu
Hsu Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang manusia biasa

Somewhere Only We Know

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dormansi Rindu Lelaki Senja

26 April 2016   21:14 Diperbarui: 26 April 2016   21:31 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anna, namanya, berambut pirang panjang, berasal dari sebuah desa yang selalu terselimutkan salju di negeri Beruang Merah. 

Ron, Demikian ia memberikan panggilan padaku karena memang aku tak ingat apapun semenjak petir menyambar tubuhku.

Pertemuan-pertemuan kami selama hampir 20 tahun lebih memang selalu di tempat yang sama. Hingga akhirnya ia pun menyadari satu hal yaitu, Keriput di dahi dan kulitnya yang semakin banyak bercak penuaan, sementara diriku tidak mengalami perubahan fisik sedikitpun.

Hal itulah yang membuatnya akhirnya memilih untuk pergi berkeliling dengan alasan akan menjadi guru bagi siapapun di dunia ini yang mau belajar menari padanya. 

Surat yang ditinggalkannya di bangku taman tempat biasa aku duduk menikmati senja bertutur bahwa ia tak ingin aku kecewa dengan perubahan fisiknya dan juga rasa takut bahwa satu saat rasa kecewa itu akan semakin bertambah manakala ada wanita lain yang lebih muda dan mungkin tertarik serta lebih baik dan lebih pantas menjadi teman hidupku ketimbang dirinya.

Pesan yang sesungguhnya tak bisa aku terima kenyataannya. Kenyataaan bahwa aku tak bisa berpaling darinya. Aku mencintainya. 

Aku tak bisa kehilangan Anna.

***

Rasa rindu dalam pemahamanku adalah sebuah biduk kecil yang berlayar menuju arah Polaris yang menerangi kutub Utara Bumi dan kemudian tak bisa menembus ataupun memecahkan salju abadi yang telah terbentuk begitu tebalnya hingga menghalangi jalan kembalinya biduk itu hingga bisa melewati kehangatan di kutub selatan dan kembali pulang ke hadapanku tepat di bangku taman tempat biasa aku menikmati senja sambil memandang bidadariku menari.

Aku ingin memiliki ingatan ke-3. Sebuah ingatan tentang bersatunya jiwaku dan jiwanya serta kemutlakan tentang berakhirnya keabadianku ataupun sebaliknya yang bisa mempersatukan kami dalam rasa dan cinta. 

Aku ingin berakhir bahagia dan tertawa keras ketika ke-2 lenganku berhasil menghancurkan biduk kerinduanku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun