[caption id="" align="aligncenter" width="653" caption="Komplotan Curanmor Gorontalo. (Kompas.com)"][/caption]
Setelah mengamati selama setahun ini rupanya telah terjadi pergeseran area dan juga modus dari para pelaku Curanmor dan Curanbil.
Berdasarkan pengamatan saya di beberapa pusat perbelanjaan dan kejadian pencurian di pemukiman penduduk, kebanyakan kehilangan kendaraan roda dua dan roda empat terjadi akibat kejelian para pelaku curanmor dan curanbil dalam mengamati (baik sistem dan lain-lainnya) dan juga kecerobohan dari para pemilik kendaraan itu sendiri.
Sekitar satu Dasawarsa yang lalu, kejadian Curanmor dan Curanbil lebih banyak terjadi di keramaian yang terbuka seperti pasar atau pameran (intinya keramaian), namun karena kebanyakan para pelaku jika ketahuan akan menerima resiko di amuk massa yang bisa mengakibatkan nyawanya melayang dengan tragis, kemudian mereka pun mengalihkan lokasi ke Pusat Perbelanjaan modern dan juga komplek-komplek perumahan yang tidak menggunakan sistem cluster dan security satu pintu dengan beberapa petugas pengamanan.
Jadi kalau dulu hanya di kenal istilah pemetik (pelaku pencurian kendaraan) dan asbak (Penampung), maka kini modus kerja mereka terbagi menjadi tiga yaitu, Penggambar (pelaku yang tugasnya mengamati wilayah tertentu), Pemetik, dan Asbak.
Pusat Perbelanjaan modern sudah banyak yang menggunakan sistem parkir dengan kecanggihan teknologi berupa tiket elektronik dan kamera yang dapat langsung memdeteksi plat nomor kendaraan. Sistem parkir ini memiliki keunggulan dalam efisensi waktu antrian ketika kendaraan akan memasuki area parkir, jadi orang yang akan memarkir kendaraan cukup masuk ke gerbang yang dilengkapi dengan palang otomatis yang akan terbuka ketika kita memencet tombol tiket. Ketika itu pulalah kamera pun menjepret plat nomor kendaraan kita dan data itu terinput ke dalam database sistem perparkiran yang manakala kita akan keluar dan menyerahkan tiket masuk pada loket, maka di layar petugas akan muncul gambar bagian depan kendaraan berikut plat nomornya yang kemudian akan dicocokkan oleh petugas dengan fisik kendaraan kita. Ketika cocok maka biaya parkir kita pun akan terhitung waktu dan nilai uangnya. Sistem parkir ini jadi lebih cepat karena tak lagi memerlukan pemeriksaan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) pada saat kendaraan akan keluar.
Sistem parkir dengan kamera (tanpa pemeriksaan STNK) ini sangat rawan khususnya untuk kendaraan roda empat (mobil). Mengapa? banyak saya perhatikan para pemilik mobil begitu selesai memarkir di area parkir memiliki kecenderungan untuk meninggalkan tiket parkir di dalam mobil. Mereka lupa bahwa sistem parkir kamera sudah tak lagi melalui prosedur pemeriksaan STNK pada waktu mobil akan keluar area parkiran.
Kecerobohan meninggalkan tiket di dalam mobil inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh para pelaku dalam hal ini adalah Pemetik yang telah mendapatkan informasi dari rekannya yaitu Penggambar yang telah mengamati banyak mobil dalam area parkiran. Pemetik biasanya sangat ahli dalam membuka pintu dan jendela mobil tanpa menimbulkan bunyi pada sistem alarm pengamanan mobil. Bahkan kunci tambahan pada bagian kemudi mobil pun bisa mereka jebol dengan mudah.
Jadi, kehilangan mobil dalam area parkir pada pusat perbelanjaan ataupun keramaian yang menggunakan sistem parkir kamera adalah akibat kecerobohan pemilik dan pengemudi mobil yang meninggalkan tiket di dalam mobil dan juga kejelian serta kecerdikan para pelaku pencurian dalam mengamati sistem yang ada.
Di komplek-komplek perumahan pun kurang lebih sama, kehilangan kendaraan umumnya terjadi karena kecerobohan pemilik kendaraan. Sering saya perhatikan pemilik kendaraan di komplek-komplek perumahan bukan sistem satu pintu gerbang jalan (cluster) memarkir kendaraan jenis mobil di jalan depan rumah (bukan dalam garasi) dan juga pemilik motor memarkir di dalam garasi namun tidak melengkapinya dengan kunci tambahan.
Jadi modus para pelaku pencurian kendaraan sekarang telah mengalami pergeseran dan perubahan. Kini ada pelaku yang tugasnya menggambar wilayah terlebih dahulu entah itu sambil jalan berkeliling ataupun sambil berjualan sesuatu. Yang kemudian menginformasikan hal itu kepada Pemetik dan terakhir melepas hasil curiannya kepada Asbak (Penampung). Area telah bergeser dari keramaian seperti pasar atau pameran dan lainnya ke komplek perumahan non cluster dan juga ke pusat perbelanjaan yang menggunakan sistem parkir kamera.