Oleh : Firman Fajri (Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam IAIN Palopo)
Sektor pertanian maupun perkebunan menjadi sektor utama masyarakat yang berada dikecamatan Tomoni. Walaupun kecamatan Tomoni lebih dikenal sebagai daerah pusat perdagangan di kabupaten luwu timur, tetapi juga sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai petani dan memiliki lahan perkebunan.
Kakao atau yang biasa sering disebut buah coklat merupakan salah satu komoditi utama para petani kebun yang ada di kecamatan Tomoni kabupaten Luwu Timur. Terlebih di desa Beringin Jaya yang sebagian besar luas daerah nya merupakan kawasan perkebunan.
Ini pula yang menjadikan kakao/buah coklat merupakan komoditi utama didesa Beringin Jaya saat ini, dilihat dari beberapa tahun belakangan ini banyak lahan baik itu lahan sawit maupun lahan kosong yang beralih fungsi menjadi lahan perkebunan kakao/buah coklat.
Namun dalam beberapa musim belakangan ini banyak petani kakao yang mulai mengeluh akibat semakin murahnya harga buah kakao saat panen raya tiba, ini mengakibatkan pendapatan mereka menurun drastis.
Hal ini mungkin saja diakibatkan karna hanya ada 2 toko saja yang menerima penjualan hasil bumi kering yang ada dikecamatan Tomoni yakni toko Sejahtera dan toko Akbar saja di komplek pasar sentral kecamatan Tomoni yang berakibat menjadi terjadinya penumpukan penjualan biji kakao kering ditoko-toko tersebut, sehingga harga menjadi murah. Namun hal ini juga tidak bisa dijadikan sebagai faktor utama penyebab murahnya penjualan biji buah kakao tersebut, karena terdapat juga PT. MARS Indonesia yang merupakan sebuah pabrik pengolahan kakao.
Jika ditoko Akbar dan toko Sejahtera menerima penjualan biji kakao kering, namun di PT. MARS justru menerima penjualan biji basah. Meski diuntungkan dengan proses yang cepat namun banyak petani yang enggan menjual biji kakao nya di PT . Mars selain lokasinya yang lumayan jauh, faktor utama adalah aturan penjualannya yang lumayan ketat. Yakni harus terdaftar sebagai anggota kelompok yang terdaftar dipabrik, hanya menerima biji dengan kualitas yang bagus dan bersih, harus menggunakan plastik dan karung yang sesuai dengan spesifikasi pabrik.
Harga yang ditawarkan di PT.Mars biji basah berkisar antara Rp.9.000/kg -- Rp. 11.000/kg tergantung dengan kualitas biji dan juga harga dari pabrik pusat, sedangkan harga yang ditawarkan toko Sejahtera dan toko Akbar beriksar antara Rp. 23.000/kg -- Rp.28.000/kg tergantung kadar kekeringan biji tersebut. Biasanaya kadar 70% - 85% dengan penjemuran 2-3 hari full panas 29-32 derajat.
Namun permasalahan yang dihadapi para petani bukan hanya soal harga yang semakin menurun tetapi juga permasalahan internal perkebunan yakni hama dan pupuk yang menjadi masalah utama lainnya, petani harus membeli obat dan racun hama yang harganya pun tidak murah belum lagi ketersediaan pupuk yang sangat langka terutama pupuk buah npk phonska, pemerintah pun belum menyediakan pupuk subsidi untuk para petani kakao, alhasil untuk mengatasi permasalahan tersebut petani harus membeli pupuk non subsidi npk pelangi yang harganya sangat mahal, dan hasilnya pun terbilang kurang bagus menurut para petani, sehingga jumlah hasil panen mereka berkurang saat masa panen raya tiba.
Keadaan inilah yang membuat para petani kakao semakin mengeluh dimana harga penjualan biji kakao yang semakin murah saat panen raya tiba tidak sebanding dengan pengeluaran untuk perawatan pohon kakao dari hama dan pembelian pupuk.
Diharapkan pula pemerintah untuk dapat turun tangan dalam memperhatikan dan membantu para petani mengenai keadaan harga yang semakin menurun dan juga memberikan solusi mengenai masalah kelangkaan pupuk npk phonska dan juga memberikan subsidi pupuk untuk para petani kakao agar petani tidak lagi mengalami kesusahan.
(disclaimer: seluruh isi tulisan merupakan tanggung jawab penuh dari penulis)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H