Oleh: St.Zainab Irwan (Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Palopo)
Secara geografis, Kabupaten Luwu Timur terbagi menjadi 11 kecamatan, salah satu diantaranya yaitu Kecamatan Malili, yang memiliki luas 921,20 km. Malili juga merupakan ibukota dari kabupaten Luwu Timur dengan 14 desa dan 56 dusun.Â
Potensi penambakan di Kabupaten Luwu Timur cukup menonjol dengan kisaran luasnya 832 ha. Khususnya di wilayah Wewangriu yang dominan penduduknya memilih bekerja sebagai petambak. untuk menentukan berhasil atau tidaknya usaha tambak, maka yang paling penting harus diperhatikan adalah karakteristik tanah dan air. Tanah yang baik tidak hanya mampu menahan air, namun juga harus mampu menyediakan berbagai unsur hara untuk makanan alami ikan dan udang.
Dalam normalnya warga dapat melakukan proses panen dalam kisaran 4 sampai 6 bulan dan memperoleh keuntungan 50jt sampai 70jt, dengan hasil panen ikan sekitar 2 ton lebih per 3 hektar dan panen udang sekitar 300 kg sampai 600 kg. Jika tambak dalam keadaan baik maka keuntungan yang diperoleh akan semakin meningkat.Â
Sedangkan, ketika kualitas tambak menurun, otomatis keuntungan yang peroleh juga akan ikut menurun. Ada beberapa penyebab menurunnya kualitas tambak, yaitu pengaruh bibit kerdil yang sulit membesar, pengaruh bencana alam yang tidak terduga, dan pengaruh jumlah pupuk yang terbatas. Padahal ketersediaan pupuk bagi tambak sangat dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan pada tambak.Â
Terlebih lagi infrastruktur di wilayah tersebut khususnya Jalan Pinrang di Desa Wewangriu masih terbilang belum memadai, karena melihat letak tambak yang cukup jauh dari kota, jadi jalanannya belum menjadi perhatian banyak orang. Memang saat usai panen, hasil panen dapat di distribusikan melalui jalur air menggunakan perahu menuju tempat pelelangan ikan. Tapi, fasilitas untuk transportasi umum juga dibutuhkan untuk memudahkan arus lalu lintas para petambak.Â
Namun, terlepas dari hal tersebut dengan mengetahui kualitas tambak di wilayah Wewangriu, diharapkan pengeloaan lahan tambak dapat dilakukan secara efesien sehingga mencapai tingkat produksi yang lebih tinggi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H