"Pesepak bola itu cedera dikarenakan mendapat tekel dari pemain lawan"
"Gempa bumi itu terjadi dikarenakan adanya pergeseran lempeng bumi"
Dikarenakan, dikarenakan, dikarenakan~
Kompasianer, tahukah bahwa kata dikarenakan pada hakikatnya adalah bentuk yang keliru? Kira-kira, apa alasannya? Lalu, mengapa banyak orang masih menggunakannya? Mari kita bahas.
Pertama, dikarenakan adalah bentuk keliru.
Meskipun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) terdapat kata dikarenakan, namun perlu diingat bahwa kata tersebut dimasukkan ke dalam ragam cakapan (tidak baku).
Sebagaimana yang kita tahu, kata dikarenakan memiliki kata dasar karena, yang kemudian diberi imbuhan di- dan -kan. Namun, jika kita melihat kaidah bahasa, kata dikarenakan adalah kata yang tidak tepat. Kata karena adalah salah satu konjungsi (kata penghubung), sebagaimana kata dan, atau, tetapi, sehingga, dan sebagainya.
Apakah Kompasianer pernah menemukan kata didankan, diataukan, ditetapikan, atau disehinggakan? Tentu saja tidak, 'kan?
Oleh karena itulah, perlu dipahami bahwa memang sebetulnya, konjungsi atau kata penghubung tidak dapat diberi afiks atau imbuhan.
Mengapa kata dikarenakan masih digunakan banyak orang?