Listin, seorang pria yang telah lama tinggal di Kampung Asbar. Bersama keluarganya, ia hidup dengan harmonis dan bahagia selama ini. Rumahnya yang besar dengan halaman sekitar yang indah membuat banyak orang betah saat bertamu.
Namun di suatu hari, Pak Listin kedatangan tamu orang asing yang tiba-tiba muncul di depan pintu rumah. Tanpa salam dan sapa, orang itu pun langsung mengutarakan maksud dan tujuannya.
"Pak, semalam saya bermimpi, bahwa dari rumah Anda yang cukup besar ini, ada sebuah bilik yang merupakan milik nenek moyang saya. Bisakah Anda memberi bilik itu untuk saya sekeluarga?", jelas si orang asing.
Mendengar perkataannya itu, sontak Pak Listin heran sambil menahan tawa. Bagaimana bisa rumah yang selama ini ia tempati sejak dulu, tiada angin tiada hujan ada orang lain yang mengeklaim kepemilikan sebuah bagian rumahnya berdasarkan pesan nenek moyang mereka dalam sebuah mimpi.
"Anda ini siapa? Sudah datang tanpa salam, tiba-tiba bicara enggak jelas, mengkhayal!", ujar Pak Listin dengan herannya.
Tak lama kemudian, tiba-tiba datang pula Pak RT. Tanpa ba-bi-bu, Pak RT pun langsung ikut campur ke dalam obrolan itu.
"Pak Listin, orang ini memang benar mempunyai haknya di sini, silakan berikan ke dia, ya!", tegas Pak RT tanpa ragu.
"Hah? Apa-apaan ini, Pak? Maksudnya bagaimana? Obrolan tidak jelas.", ujar Pak Listin dengan sedikit geram.
Tanpa disangka, dengan beraninya si orang asing langsung merangsek ke dalam rumah Pak Listin dan masuk ke salah satu kamar serta mengunci pintunya.
Pak Listin yang tampak geram pun mau tidak mau membiarkan orang asing itu bermalam di rumahnya, apalagi saat ia mencoba masuk, Pak Listin sempat melihat sebilah pisau dan pistol yang ada di tas si orang asing, sehingga tentu saja Pak Listin khawatir jika mencoba melawannya ia akan ditusuk atau ditembak.
Pak Listin pun bergegas memanggil semua anaknya dan langsung berkumpul di satu kamar, yaitu kamar istrinya. Dengan perasaan yang tidak karuan, Pak Listin menceritakan hal yang baru saja terjadi di depan rumahnya kepada istri dan anak-anaknya. Sontak mereka pun merasa takut dan bingung harus berbuat apa menghadapi situasi aneh dan tidak masuk akal itu.
Belum sampai satu jam, tiba-tiba rumah Pak Listin kedatangan sekelompok orang asing lagi yang tampak mirip dengan sebelumnya.Â
Ternyata, mereka semua diundang oleh si orang asing pertama untuk menempati rumah Pak Listin, yang pada akhirnya rumah Pak Listin pun dipenuhi oleh orang-orang tidak dikenal yang terus bermunculan dan tinggal di rumahnya.
Tidak hanya sampai di situ, orang-orang itu pun akhirnya tanpa ragu mengusir Pak Listin sekeluarga dari rumahnya dan menyisakan sepetak tanah di halaman depan untuk ditempati Pak Listin.
Brakkk...! Pak Listin terjatuh.
Ternyata, itu semua adalah mimpi dalam tidurnya di siang hari itu. Bergegaslah ia mengambil segelas air dan sepotong roti untuk menenangkan diri.
Tak lama, terdengar suara kecil ketokan pintu di luar rumahnya. Hingga saat Pak Listin membukanya, ternyata yang hadir di hadapannya adalah si orang asing yang ada dalam mimpinya tadi.
Cerpen oleh: Fajar Setiawan