Definisi dakwah dalam konteks ilmu sosial tidak hanya memperhatikan aspek agama atau kepercayaan, tetapi juga menyorot bagaimana dakwah berperan dalam membentuk relasi sosial, memengaruhi perubahan sosial, dan memainkan peran dalam membentuk identitas dan nilai-nilai dalam suatu masyarakat.
1. Perubahan Nilai dan Norma dalam Masyarakat
Dakwah dapat memainkan peran penting dalam perubahan nilai dan norma dalam masyarakat. Sebagai proses penyebaran ajaran agama dan pesan moral, dakwah dapat mempengaruhi cara masyarakat berpikir, merasa, dan bertindak.
Beberapa cara dakwah dapat berkontribusi terhadap perubahan nilai dan norma dalam masyarakat, antara lain adalah:
Pertama, reorientasi etika dan moral. Dakwah sering kali berfokus pada etika dan moralitas berdasarkan ajaran agama. Ketika dakwah menyebarkan nilai-nilai seperti kejujuran, kebaikan, kesetiaan, dan keadilan, ini dapat mempengaruhi pandangan masyarakat tentang apa yang dianggap benar dan salah. Perubahan ini dapat terjadi secara bertahap, tetapi seiring waktu, dapat mengubah norma sosial yang berlaku di masyarakat.
Kedua, peningkatan kesadaran sosial dan solidaritas. Dakwah yang menekankan pentingnya membantu sesama dan peduli terhadap yang membutuhkan dapat mendorong peningkatan kesadaran sosial dan solidaritas. Ketika masyarakat mulai menginternalisasi nilai-nilai ini, norma sosial dapat bergeser menuju kesadaran kolektif dan kepedulian terhadap orang lain. Misalnya, dakwah yang mendorong amal dan kerja sukarela dapat membuat masyarakat lebih aktif dalam kegiatan sosial.
Ketiga, transformasi peran gender dan keluarga. Dakwah dapat mempengaruhi cara masyarakat melihat peran gender dan struktur keluarga. Dalam beberapa kasus, dakwah yang menekankan kesetaraan dan perlindungan hak-hak perempuan dapat mendorong perubahan positif dalam peran gender dan dinamika keluarga. Namun, penting untuk diakui bahwa beberapa bentuk dakwah juga dapat mempertahankan atau memperkuat norma-norma tradisional yang membatasi peran perempuan. Oleh karena itu, cara dakwah dilakukan sangat menentukan jenis perubahan yang dihasilkan.
Keempat, penguatan norma agama dan identitas keagamaan. Dakwah dapat memperkuat norma agama dan identitas keagamaan dalam masyarakat. Ketika dakwah berhasil mengajak masyarakat untuk lebih terlibat dalam kegiatan keagamaan dan mengikuti ajaran agama, norma sosial dapat bergerak menuju kesetiaan yang lebih besar pada nilai-nilai agama. Ini bisa mempengaruhi praktik keagamaan dan membentuk identitas kolektif yang kuat.
Kelima, meningkatkan toleransi dan kerukunan sosial. Dakwah yang berfokus pada nilai-nilai seperti toleransi, dialog antaragama, dan perdamaian dapat berkontribusi pada perubahan norma menuju masyarakat yang lebih inklusif dan harmonis. Ketika masyarakat mulai menghargai keragaman dan perbedaan, norma sosial dapat bergeser dari eksklusivitas menuju keterbukaan dan kerukunan.
Keenam, mendukung aksi kolektif dan perubahan sosial. Dakwah juga dapat menjadi katalis untuk aksi kolektif dan perubahan sosial. Ketika dakwah mengajak masyarakat untuk melawan ketidakadilan, mempromosikan keadilan sosial, dan terlibat dalam aksi kemanusiaan, ini dapat mendorong perubahan dalam norma sosial yang mendukung partisipasi aktif dalam isu-isu sosial. Hasilnya, masyarakat akan menjadi lebih terlibat dalam aktivitas sosial dan politik yang positif.
Dengan demikian, perubahan nilai dan norma dalam masyarakat akibat dakwah adalah proses kompleks yang melibatkan interaksi antara pesan dakwah, konteks budaya, dan dinamika sosial.Â