3. Berorientasi pada penilaian orang lain dan stereotip sebagai anak yang baik.
Kita dapat melihat tahap ini dalam perkembangan prososial siswa sekolah dasar dan beberapa sekolah menengah. Pada tahap ini, anak memaknai perbuatan baiknya sebagai cara agar diterima oleh orang-orang di sekitarnya, dan diakui oleh orang-orang di sekitarnya sebagai anak yang baik.
4. Pada tahap ini terbagi menjadi dua yaitu tahap munculnya keterampilan refleksi dan empati, dan tahap peralihan
- Tahap munculnya keterampilan reflektif dan empatik biasanya terjadi pada siswa sekolah dasar dan menengah. Pada tahap ini, tindakan kebaikan anak  dapat melibatkan empati, prinsip kemanusiaan, dan mencerminkan emosi yang  mereka rasakan ketika memutuskan untuk membantu atau  tidak membantu.
- Kita bisa melihat transisi pada siswa sekolah menengah dan orang dewasa. Pada tahap ini, anak melakukan tindakan prososial berdasarkan berbagai nilai moral, norma dan kewajiban serta berusaha memperbaiki keadaan. misalnya, menolak untuk menipu teman.
5. Berorientasi pada nilai-nilai moral yang tertanam dalam dirinya.
Tahap ini kadang terjadi pada siswa sekolah menengah, tapi tidak pada siswa sekolah dasar. Perkembangan prososial anak pada tahap ini sangat dipengaruhi oleh prinsip-prinsip seperti fase transisi, namun prinsip-prinsip tersebut sangat tertanam dalam kepribadian anak.
Menurut Mahmudah (2010), masih ada beberapa faktor yg dipercaya berpengaruh terhadap timbulnya perilaku atau konduite prososial dalam seorang, yaitu sebagai berikut;
1. Situasi sosial
Situasi social mempengaruhi seseorang untuk membantu atau tidak. Beberapa penelitian telah menunjukkan hubungan negatif antara ukuran kelompok atau pengamat terhadap perbuatan menolong. Lantaran pada situasi kelompok besar terjadi apa yg disebut kekaburan tanggung jawab (diffusion of responsibility).
2. Karakteristik orang yang terlibat
Tindakan prososial seseorang dalam hal ini dipengaruhi oleh beberapa keadaan pokok, yaitu:
- Kesamaan antara penolong dan yang ditolong. Semakin banyak kesamaan, semakin pendek jarak sosial antara keduanya. Semakin kecil jarak sosial, semakin mudah bagi orang untuk membantu.
- Kedekatan hubungan. Pada umumnya orang merasa lebih cepat atau lebih mudah untuk membantu orang lain yang memiliki hubungan dekat dengan mereka.
- Daya Tarik Korban. Korban dengan daya tarik lebih memungkinkan untuk mudah ditolong karena daya tarik itu bisa menyenangkan. Perasaan ini menimbulkan motivasi positif untuk mendekati atau membantu.
3. Faktor-faktor internal